Mohon tunggu...
MFL
MFL Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Pembelajar #FeedScince #HijauanPakan #CattleBreeding #Feedtech πŸŒΏπŸ‚

Go

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kunci Pertolongan Allah: Dzikir, Syukur, dan Pembenahan Ibadah

18 Juli 2019   15:26 Diperbarui: 18 Juli 2019   15:27 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada hadist yang sangat populer dari Mu'adz bin Jabal RA. bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang tangannya dan beliau berkata, "Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu." Lalu beliau berkata, "Aku wasiatkan kepadamu, wahai Mu'adz, janganlah engkau sekali-kali meninggalkan doa ini di akhir setiap shalat "Ya Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada-Mu).'" (HR. Abu Daud dengan sanad shahih).

Hal yang bisa kita petik dari hadist tersebut bahwa ada tradisi nabi dalam berinteraksi dengan sahabatnya yaitu dengan memegang tangannya kemudian menyampaikan hal-hal penting seperti doa, nasehat, dan pemberitahuan. Salah satunya adalah menyatakan cinta kepada sahabat atau karib kerabat yang mana cinta tersebut bermuara kepada Allah SWT.

Selain pernyataan cinta kepada karib kerabat, terdapat tiga aspek terpenting dalam hidup kita berdasarkan hadist tersebut yaitu; 'ALLOOHUMMA (Ya Allah), A'INNII (Tolonglah aku) 'ALAA DZIKRIKA (Atas mengingat-Mu), WA SYUKRIKA (Bersyukur kepada-Mu) WA HUSNI 'IBAADATIK (dan Ibadah yang Baik kepada-Mu". Aspek yang pertama yaitu Dzikir yang mana upaya kita untuk terus mengingat Allah SWT yang menciptakan kita semua.Β 

Upaya ini bermaksud agar kita terus merasa diawasi oleh Allah SWT "Faina Allah" maka dimanakah Allah. Allah ada dimana-mana. Ke utara,, selatan,barat, timur, di kantor, di rumah, di masjid, dan semua tempat yang kita kunjungi maka disitu selalu dalam pengawasan Allah. Malaikat-Nya selalu mencatat pergerakan kita maka kita tidak bisa berbuat hal-hal yang bersifat keji dan mungkar atau hal-hal yang dilarang-Nya.Β 

Dzikir selain bermakna bahwa mengingat Sang Rabb Tuhan Semesta Alam, maka ketika ada pengaruh-pengaruh setan dalam perbuatan buruk seperti mencuri, korupsi, berbuat jahat, dengki, iri hati, ghibah, fitnah, dsb. Maka kita selalu berdoa mengingat-Nya agar terlindungi dari perbuata-perbuatan tersebut.

Aspek kedua yaitu bersyukur dari segala nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Tak ada kata berhenti untuk bersyukur dan mengucapkan "Alhamdulillah (Segala Puji bagi Allah)". Jika kita terus bersyukur makan nikmat pasti akan ditambah seperti tertera pada firman Allah di Surah Ibrahim ayat 7 " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih." Dzikir plus syukur merupakan ujung tombang pamungkas untuk Β selalu dalam lindungan Allah SWT.Β 

Tapi ada aspek terakhir yang Β juga penting Selain dzikir dan syukut yaitu senantiasa berdoa kepada Allah agar Ibadah kita benar dan baik sesuai dengan tuntutan Nabi SAW. Karena jika ibadah harian kita tidak sesuai tuntunan maka berpotensi amalan-amalan kita di tolak. Ibadah harian seperti sholat wajib, sholat sunnah, puasa sunnah dsb.Β 

Perlu kita terus benahi dan baik dari segi rukun dan tuntunan, Contoh dalam sholat, apakah kita suci setelah berwudhu. Maka itulah kemudian kita minta tolong kepada Allah agar selalu membenahi ibadah kita. Meminta tolong kepada Allah dengan ketiga aspek ini merupakan Wasiat Nabi agar selalu kita amalkan setelah sholat wajib maupun sholat sunnah sehingga kita diberi pertolongan-Nya selamat di dunia dan di akhirat.

Semoga bermanfaat.

By: M. Fadhlirrahman Latief, S.Pt. M.Si. Makassar, 18 Juli 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun