Mohon tunggu...
daeng enal
daeng enal Mohon Tunggu... profesional -

I'm a blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melirik Usaha Nugget Ikan di Kelurahan Lappa, Sinjai

16 Maret 2015   14:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:34 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka produk olahan ikan dari "][/caption]

Nugget. Anda pernah mendengarnya? Nugget adalah salah satu produk olahan yang memanfaatkan potongan daging yang relatif kecil dan tidak beraturan. Di pasar, utamanya di pusat-pusat perbelanjaan, kita dengan mudah menemukan produk olahan ini. Rasanya renyah dan gurih, serta lezat di lidah.

Industri atau usaha pembuatan nugget saat ini juga berkembang pesat. Hal ini karena proses pembuatannya yang terbilang mudah, serta bahan baku yang mudah didapatkan. Kesulitan proses pembuatan nugget hanya pada penentuan atau penyesuaian rasa atau tekstur.

Di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Sinjai, usaha pembuatan nugget ini juga tengah bergeliat. Namun umumnya menggunakan bahan baku ikan. Potensi ikan di Sinjai yang sangat melimpah mendasari pemilik usaha nugget menjadikan ikan sebagai bahan baku utama.

Risda, warga Lengkongnge, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara misalnya. Tertarik membuat usaha pengolahan ikan setelah melihat prospeknya yang menjanjikan. Sejak Tahun 2013 lalu, Risda mulai merintis usahanya ini dengan mendirikan industri pengolahan ikan yang diberi nama "Tenggiri Ceria". Pada awal berdirinya, usaha yang dilakoni Risda hanya berskala kecil dan belum memiliki tenaga kerja maupun legalitas usaha.

[caption id="attachment_403197" align="aligncenter" width="360" caption="Risda, pemilik usaha "]

1426491334607635207
1426491334607635207
[/caption]

Seiring berjalannya waktu, istri dari Hamzah ini mulai menata usahanya secara profesional. Perizinan atau legalitas usaha, serta manajemen usaha dibenahi melalui pendampingan dari Dinas Perikanan, Dinas Koperasi & UKM, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Pada akhir tahun 2014, Risda pun mulai ekspansi dengan berani memasarkan produknya di sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Sinjai. "Alhamdulillah, sejak lima bulan terakhir ini saya sudah memasarkan produk-produk ikan yang kami olah di sejumlah pusat perbelanjaan di Sinjai dengan omzet sebulan mencapai 1 juta lebih," ungkapnya.

Dengan omzet yang perlahan meningkat, dirinya pun kini berani merekrut tenaga kerja hingga 10 orang. Tenaga kerja yang ada kemudian dimaksimalkan untuk membuat produk olahan ikan lainnya. "Awalnya saya hanya membuat bakso ikan, namun setelah tenaga kerja bertambah, kami meningkatkan kapasitas usaha dengan membuat produk abon ikan, otak-otak, serta nugget," paparnya. "Kami juga berterima kasih kepada pemerintah daerah, atas segala bantuan dan pendampingannya," pungkas Risda. Ke depan, warga Lappa ini memiliki niat mengembangkan skala usahanya menjadi lebih besar dari segi kualitas maupun kuantitas.

Sebagai kawasan Pusat Pendaratan Ikan (PPI) terpadat di Sulawesi Selatan, Kabupaten Sinjai memang menjadi daerah potensial untuk pembangunan industri atau usaha rumah tangga, terutama industri berbasis hasil laut. Bahan baku, seperti ikan mentah, menjadi salah satu faktor atau alasan kenapa industri atau usaha pada sektor ini layak dikembangkan.

[caption id="attachment_403201" align="aligncenter" width="300" caption="Staf Disperindag Sinjai saat melakukan peninjauan"]

14264916642009931794
14264916642009931794
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun