Mohon tunggu...
Muhammad Ismail
Muhammad Ismail Mohon Tunggu... Pegawai Pemerintahan dan Kuli Tinta -

Penikmat kopi. Mempunyai cita-cita jadi penulis dan blogger, tetapi sampai bio ini ditulis belum ada satupun tulisan dan blog yang dihasilkan. Lahir dan besar di pesisir, memiliki atensi terhadap berita-berita tentang kelautan, konservasi dan pulau-pulau kecil. Motivator ulung dikalangan cewek-cewek patah hati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Khutbah Jumat, Harusnya Menjadi Sumber Kekuatan Seorang Muslim

22 Januari 2016   23:53 Diperbarui: 24 Januari 2016   15:36 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Assalamualaikum Wr. Wb.

“Khotbah”, secara bahasa, adalah ‘perkataan yang disampaikan di atas mimbar’. Adapun kata “khitbah” yang seakar dengan kata “khotbah” (dalam bahasa Arab) berarti ‘melamar wanita untuk dinikahi’. “Khotbah” berasal dari bahasa Arab yang merupakan kata bentukan dari kata “mukhathabah” yang berarti ‘pembicaraan’. Ada pula yang mengatakannya berasal dari kata “al-khatbu” yang berarti ‘perkara besar yang diperbincangkan’, karena orang-orang Arab tidak berkhotbah kecuali pada perkara besar.

Sebagian ulama mendefinisikan “khotbah” sebagai ‘perkataan tersusun yang mengandung nasihat dan informasi’. Akan tetapi, definisi ini terlalu umum. Adapun definisi yang lebih jelas ialah definisi yang diberikan oleh Dr. Ahmad Al-Hufi yaitu, ‘Cabang ilmu atau seni berbicara di hadapan banyak orang dengan tujuan meyakinkan dan memengaruhi mereka’. Dengan demikian, khotbah harus disampaikan secara lisan di hadapan banyak orang dan harus meyakinkan dengan argumen-argumen yang kuat serta memberikan pengaruh kepada pendengar, baik itu berupa motivasi atau peringatan.

Salah satu khotbah yang sering kita ikuti adalah Khotbah Jumat, salah satu syarat sah nya Shalat Jumat, pengganti dua rakaat waktu dzuhur. Saking wajibnya bagi orang yang berkata "Ah" saja berkurang pahala "Jumat" nya bahkan itu hanyalah niat untuk meminta orang untuk tidak bercakap-cakap.
Mungkin bukan hanya saya, rekan-rekan juga pastinya sering mendapatkan materi ceramah yang membosankan dan itu-itu saja. Walaupun juga terdapat di beberapa Masjid memiliki kualitas Khutbah yang sangat baik. Tetapi seiring pengalaman, Saya lebih banyak menemukan yang biasa-biasa saja, yang general-general saja. Khususnya masjid-masjid yang berada di daerah, lebih banyak lagi kita temukan.

Bukannya bermaksud untuk mengerdilkan tetapi materi yang disampaikan kadang terlalu umum, tidak memotivasi dan tidak memberikan peringatan sama sekali. Berikut adalah adalah salah satu contoh Khotbah Jumat yang pernah saya dengarkan : "Hari ini adalah hari Jumat, kita berkumpul bersama-sama di Masjid ini tidak lain untuk melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah". "Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, nabi akhir zaman yang dijanjikan syurga oleh Allah SWT yang memiliki sifat terpuji". "Saya (khatib) akan menyampaikan khotbah tentang sepuluh sifat-sifat terpuji".......dst

Saat ini dibutuhkan materi yang lebih membangun, lebih menyadarkan, lebih memotivasi untuk menjadi masukan menjadi pegangan umat muslim. Di tengah zaman yang mendiskreditkan umat Islam saat ini, disaat umat Islam membutuhkan motivasi, bangkit untuk bersatu seharusnya jamaah disampaikan materi-materi yang sesuai kondisi saat ini. Materi yang menjawab isu dan permasalahan umat muslim terkini, bagaimana menyikapi segala isu, fitnah dan perbedaan yang nampak di tengah masyarakat. Bukan bermaksud bahwa materi-materi seperti itu tidak penting, tetapi terlalu general, sudah terlalu umum untuk kita ketahui.

Menurut saya, saat ini muslim Indonesia membutuhkan peringatan dan motivasi untuk menyikapi berbagai hal yang terjadi saat ini, speerti konflik Sunni dan Syiah. Bagaimana umat muslim menyikapi pasar terbuka yang otomatis membawa budaya dari luar, belum pasar terbuka pun budaya Korea, Jepang, American Style, India bahkan yang terbaru Turki dan entah mana lagi yang akan booming. Bagaimana umat muslim menyikapi tragedi Bom Thamrin, menyikapi gerakan Gafatar, dan permasalahan lain. Belum lagi permasalahan rumah tangga, pendidikan anak, perceraian, warisan yang kadang luput dijadikan bahan khutbah.

Saya bukanlah ahli agama dan bisa dikatakan masih sangat dangkal ilmu agama Islam saya. Tetapi saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik, menyikapi segala kemungkinan dalam sudut pandang Islam yang disampaikan oleh Khatib-khatib yang saya dengar Khutbahnya. Memberikan motivasi dan peringatan yang menjadi dasar saya untuk bersikap.

Sudah saatnya Masjid mengambil peran dalam mencerdaskan umat ini, membuat terobosan-terobosan agar banyak gagasan penyelesaian permasalahan awalnya berasal dari Masjid. Mengambil banyak peran, mengkaji segala isu dengan baik, menyampaikan argumen-argumen yang kuat serta memberikan pengaruh kepada pendengar, baik itu berupa motivasi atau peringatan. Jujur, muslim Indonesia sangat butuh hal tersebut terlebih disaat saat seperti ini. Momen yang tepat dan terbaik untuk menyampaikan hal tersebut adalah ketika Khutbah Jumat itu. Karena di shalat Jumat semua jamaah diwajibkan diam mendengarkan, tidak berkata-kata dan bercakap-cakap.

Semoga Allah SWT memberikan petunjuk bagi kita semua. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam tulisan saya, yang salah datangnya dari saya sebagai mahluk pembelajar dan kebenaran hanyalah milik Allah SWT semata.

Khairul kalam. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun