Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengenal Dahlan Abubakar 'Wartawan Bangkotan' dari Makassar

18 Juli 2024   12:49 Diperbarui: 18 Juli 2024   12:49 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DAHLAN ABUBAKAR, DARI BUKU "RAMANG" HINGGA "LORONG WAKTU"

Profesi wartawan adalah salah satu profesi yang unik. Pada zaman baheula wartawan disebut "kuli tinta" lalu "kuli disket". Itu karena mahluk satu ini bekerja menggunakan tinta pena dan kemudian disket dari komputer. 

Di era digital ini, wartawan sebagain profesi masih tetap eksis. Meski tidak lagi bergelut dengan tinta seperti di era media cetak. Kini sudah banyak yang beralih ke media online. Media cetak berguguran, bahkan menutup diri. Bukan karena "dibredel" gara-gara berita. 

Baca juga: Cerita Reuni

Dari sekian banyak wartawan tersebut, kita tidak bisa melupakan sosok wartawan jadoel tempo doeloe yang ternyata masih banyak yang masih eksis hingga sekarang. Mereka disebut wartawan senior, tapi bagi saya Bang Nur, lebih suka menyebut mereka dengan "Wartawan Bangkotan".

Salah satu dari yang " mahluk langka" tersebut, adalah M Dahlan Abubakar,  wartawan bangkotan dari Makassar kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). 


"Lorong Waktu", salah satu buku karangannya. Ya buku autobiografi senior saya, kanda Dahlan, sapaan akrab Bang Nur kepada wartawan kawakan berlatarbelakang akademisi ini. Terakhir Bang Nur dapat info, beliau sempat jadi Humas sekaligus dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, lalu kini sudah pensiun.

Di buku "Lorong Waktu"-nya itu, kanda Dahlan berkisah antara lain tentang IDENTITAS, koran kampus yang menjadi kawah candradimuka jurnalistiknya. 

Betapa banyak akhirnya lahir dan tumbuh wartawan muda dari IDENTITAS ini yang bertebaran di sejumlah grup media besar di tanah air.

Sebut saja misalnya, Hamid Awaludin (mantan Menkumham), Aidir Amin Daud (mantan salah satu Direktur di Kemenkumham) keduanya dari IDENTITAS ke Harian FAJAR, dan beberapa lagi rekan lainnya, adalah "alumni" koran kampus IDENTITAS. 

Peran tutornya juga tak bisa dilewatkan dan dilupakan: Pak Sinansari Ecip (dosen, mantan KPI, MUI, pendiri koran Republika) dan almarhum Andi Syahrir Makkuradde, mantan koresponden Majalah Tempo dan pengelola majalah "Akselerasi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun