Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jejak Presiden Soekarno di Gedung Sarinah

8 Juli 2024   12:23 Diperbarui: 8 Juli 2024   12:41 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Car Free Day Jakarta, Minggu 7 Juli 2024 (foto dok Udin Sjafiudin) 

Menemukan "Jejak" Presiden Soekarno di Gedung Sarinah

Pada tulisan Bang Nur sebelumnya di Kompasiana ini, sudah pernah menulis KISAH SOEKARNO & GEDUNG SARINAH SEKARANG. 

Ya, di Gedung Sarinah di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat ini ternyata mempunyai sejarah panjang dari perjalanan bangsa ini. Itu bisa dibaca dari sejumlah gambar, foto dan lukisan di dinding bagian dalam gedung Sarinah saat ini.

Salah satunya, Bang Nur juga menemukan "jejak" Bung Karno -- nama akrab Presiden RI pertama Soekarno -- di gedung Sarinah ini bersama kisah sejarah perjalanan gedung mal atau departemen store pertama dibangun di Indonesia ini. 

Seperti apa "jejak" Bung Karno di gedung Sarinah ini? Dapat dibaca bagaimana amanat Presiden Soekarno (tertulis Sukarno) yang asli. 

Kini amanat Bung Karno tersebut, juga terpajang di dinding bagian dalam gedung Sarinah. Bang Nur kutipkan sesuai aslinya, tentu setelah diketik ulang seperti di bawah ini. 

Pengunjung wanita sedang membaca amanat Bung Karno di gedung Sarinah (foto Nur Terbit) 
Pengunjung wanita sedang membaca amanat Bung Karno di gedung Sarinah (foto Nur Terbit) 

Baca juga: Jika Konten Medsos

*****

BELUM DIKOREKSI - nst.354/63.

AMANAT PJM PRESIDEN 

SUKARNO PADA PEMANTJANGAN TIANG PERTAMA GEDUNG DEPARTEMEN STORE "SAIINAH" DI DJALAN THAMRIN,  "DJAKARIA, 23 APRIL 1963. 

Saudara-saudara, insja Allah, memantjangkan tiang jang pertama dari pada departemen store "Sarinah" ini, saja diminta oleh pimpinan untuk moubari amanat sekadarnja. 

Memang benar saja jang memerintahkan untuk mengadakan departement Store di Djakarta. Bahkan bukan sadja di Djakarta, tetapi insja Allah nanti djuga dikota lain-lain, Apa sebab? Sebabnja ialah kita hendak menjusun satu masjarakat jang adil dan makmur, masjarakat sosialisme Indonesia, masjarakat jang rakjat djelata mengetjapkan kehidupan materiil jang lajak, mayarakat jang dalam bahasa dalang dinamakan, subur kang sarwh-tinandur murah Kang aarwd tinuku, "subur kang sarwa tinandur murah kang sarwa tinuku. Subur segala hal jang dibeli, Dan ini adalah tjita-tjita bangsa Indonosia sedjak beratus-ratus tahun. Subur kang sarwad tinandur, murah kang sarwa tinuku.' 

Kita berdjoang, kita mengadakan Republik Indonesia, kita membanting tulang, kita mati-matian untuk mengadakan satu masjarakat jang adil dan makmur, masjarakat sosialisme Indonesia, masjarakat jang sudah sering saja katakan tanpa exploitation de l'homme par l'homme, 

"Ekononi didalam sesuatu masjarakat sosialis tidak berdjalan tanpa alat-alat distribusi, Tidak ada satu masjarakat sosialis bisa berdjalan tanpa alat diatribusi jang effectief, Maka menurut anggapan saja departement store adalah satu alat distribusi untuk mendistribusikan barang-barang keperluan hidup kepada rakjat djelata. 

Department store adalah satu toko serba-ada, satu toko serbaguna, dimana rakjat djelata, terutama sekali wanita, rakjat djelata dapat membeli segala apa jang ia perlukan sehari-hari. Dan sebagai Saudara-Saudara ketahui seluruh hidupku Ini aku dedicate kepada kepentingan rakjat djelata, terutama sekali kepada kepentingan wanita rakjat djelata, Itulah sebabnja pula maka saja memberi nama department store jang akan kita dirikan ini "Sarinah".

Tentang hal mana "Sarinah" Saudara-Saudara mengetahui dari kata mukkadimah kitab jang telah saja tulis tontang persoalan wanita, bahwa nana "Sarinah" itu bari saja adalah satu nana jang anat saja muliakan.

Tatkala saja masih ketjil, Ibu almarhum menberikan pengasuh saja ini kepada soorang wanita rakjat djelata jang bernama Sarinah, Sarinah inilah jang mendidik aku. Almarhun dia itu sudah. Moga rachmat SWT selalu dilimpahkan kepadanja. Sarinah ini jang mendidik aku, membantu Ibuku, mombantu Bapakku untuk mendidik aku, mendidik tjinta kepada rakjat djelata, mendidik mengerti bahwa segala sesuatu di negeri kita ini tergantung daripada rakjat djelata. 

Saja merasa berterima kasih kepada Sarinah almarhum, bahwa saja kemudian mendjadi 

manusia jang selalu berjoang untuk: kepentingan rakjat djelata. 

Maka department store jang akan didirikan ini menurut anggapan saja adalah satu alat pula dari perdjoangan kita untuk merealisasikan Amemat Penderitaan Rakjat. Merealisasikan satu masjarakat jang adil dan makmur, satu masjarakat sosialis, satu. masjarakat tanpa exploitation de 1'hommo par A'homme.' Dan sebagai tadi kukatakan ma-sjarakat jang demikian itu tak mungkin tanpa distribusi aparat. Salah satu distribusi aparat daleh satu department store. Dan ketjuali itu menurut anggapanku, winurut kojakinan dan menurut penjelidikanku d1senua negara jang ada dopartment store, satu department stors adalah satu price stabilisator, prijs stabildsator. 

"Kalau kita bisa mendjual satu bahan kebaja di department store dengan harga Rp 10,----, diluar orang tidak akan berani mendjual bahan kebaja dengan Rp 20, satu bahan. Kalau kita didalam departmont store bisa mendjual satu peti alat apapun dengan harga Rp 100,----, diluar orang tidak akan berani mondjual barang itu dengan harga Rp 500,atau Rp 1000,---. Department store adalah pendjaga harga. Oleh karena itu maka saja perintahkan sgar supaja di Djakarta segera didirikan satu department store, dilain---lain kota juga didirikan satu department store. 

Djanganlah ada satu "orang manusia mengira bahwa G

department store adalah satu project luxe, tidak! Department store adalah satu alat sosialisme, Sebagaimana djuga Saudara---Saudara didalam kita mentjari uang untuk pembangunan mengadju---nsadjukan tourisme, djanganlah ada satu orang mengira bahwa djikalau kita mengadju-ngadjukan tourisme, kita luxe---luxean, kita senang-senengan, tidak! Kita memadjukan tourisme untuk mendapat uang untuk pembangunan, pembangunan kearah sosilalisme Indonesia.

Maka demikian pula department store bukan sesuatu barang Iuxe, tetapi sesuatu barang vital untuk -terselenggarakan sosialisme di Indonesia, Dan bukan di Indonesia sadja, tiap-tiap negara. sosialis didunia ini mempunjai department store. Datanglah di Praha, datanglah di Moskow, datanglah di Warsawa, datanglah di Ulanbator, ada departement store Saudara---Saudara, sebagai distribusi aparat, sebagai prijs stabilisator. 

Maka oleh karena itu saja merasa berbahagia bahwa saja ini hari diberi kosompatan oleh Allah SWT untuk memantjangkan tiang jang pertama daripada departmant store "Sarinah", department store jang peetama di Indonesia, department store "Serinah" jang akan mendjadi satu alat jang penting bagi terselenggaranja sosialisme Indonesia, sosialisme dimana rakjat Indonesia terutama sekali rakjat ketjil Indonesia, terutama esokali mbok, mbok, mbakju, mbakju Sarinah Indonesia dapat memenuhi segala keinginannja dengan harga jang semurah-murahnja dan mendapat kwalitet jang sebaik---baiknja.

Saudara Suharto, Sekarang saja hendak memantjang tiang jang pertama.

 

*****

Sekedar diketahui, bahwa saat Bang Nur menulis ulang amanat Presiden RI pertama di atas, berdiri hampir satu jam lamanya. Mengetik ulang kembali amanat Bung Karno ke dalam handphone agar bisa sesuai aslinya. Pegel bro... Apalagi masih ejaan lama hehe.... 

Nah demikian kisah bang Nur Terbit kali ini. Semoga bermanfaat. Salam. 

Nur Terbit

Tulisan Bang Nur tentang Soekarno dan Sarinah di Kompasiana sebelumnya sperti link di bawah ini.. 

https://www.kompasiana.com/daeng2011/667e307234777c4fed519773/kisah-soekarno-dan-gedung-sarinah-jakarta

Car Free Day depan gedung Sarinah Jakarta, Minggu 7 Juli 2024 (foto dok Nur Terbit) 
Car Free Day depan gedung Sarinah Jakarta, Minggu 7 Juli 2024 (foto dok Nur Terbit) 

Peserta Car Free Day Jakarta, Minggu 7 Juli 2024 (foto dok Udin Sjafiudin) 
Peserta Car Free Day Jakarta, Minggu 7 Juli 2024 (foto dok Udin Sjafiudin) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun