HATI-HATI BELANJA ONLINE, Lain Iklan Lain Dikirim - Catatan Pengalaman Nur Terbit
Kehadiran online shop atau berbelanja melalui online atau order barang melalui aplikasi digital, di satu sisi memang menguntungkan.Â
Orang tidak perlu repot lagi ke mal, pusat perbelanjaan, pasar atau ke toko. Cukup pesan, barang pesanan pun diantar. Ada yang dibayar tunai, juga ada bayar di tempat atau COD.Â
COD, singkatan dari Cash On Delivery merupakan bentuk transaksi keuangan di mana pembayaran dilakukan setelah barang diantar dan diterima oleh konsumen.
COD (bayar di tempat) adalah metode pembayaran yang dilakukan secara langsung di tempat, setelah pesanan dari kurir diterima oleh pembeli.
Tapi inilah Kisah Bang Nur Terbit, belanja di online shop harus cermat, teliti dan hati-hati. Barangnya keren, harganya miring. Tapi seringkali apa yang diiklankan di sosmed, berbeda dengan yang mereka jual.
Jika kita sudah tertarik membeli, apa yang kita pesan (order), berbeda dengan barang yang dikirim atau kita terima kemudian.
Padahal harganya lumayan, rata-rata di atas Rp100 ribu di luar ongkir. Ada COD, ada bayar  cash (tunai) via transfer bank. Saya alami sendiri. Ditipu. Berikut ini contohnya.
1. Beli alat cukur, baru sekali pakai sudah berantakan. Pisau cukurnya copot. Praktis tidak bisa dipakai lagilagi (foto 1).
2. Coba beli lagi yang baru dengan model berbeda, eh pisaunya tumpul. Juga tidak bisa digunakan. Mubazir. (foto 2).
3. Beli bohlam atau lampu listrik. Di iklannya menarik, karena bohlam ini dilengkap kipas angin. Giliran barangnya datang diantar kurir, eh tidak ada kipasnya hehe... (foto 3).
4. Beli sepatu sport, cocok untuk jogging atau bersepeda. Di iklannya ada bonus kaos kaki. Giliran sepatu diterima, eh kaosnya nihilhil alias bohong (foto 4)
Untung sepatunya lengkap sepasang. Coba kalau yang datang cuma sebelah. Gak mungkin ya? hehe...
Konyolnya, dari semua orderan di atas, sudah berkali-kalberkali-kali saya komplain ke toko pengiriman barang. Mereka hanya "minta maaf", tapi tidak ada penggantian barang atau sekedar kompensasi. Parah kan? (foto 5).
Meski begitu, tidak semua memang online shop "nakal". Ada juga yang jujur dan tidak menipu. Beberapa pesanan saya juga ada yang benar dan sesuai order. Seperti orderan head seat, baik yang pakai kabel atau bluetooth.
Juga pesan mic agar suara vokal kita jernih saat bikin vlog, atau bikin konten video di YouTube, juga pesanan buku dan lain-lain.
Begitu juga istri dan putri bungsu saya. Beberapa kali belanja online. Alhamdulillah sesuai orderan. Seperti pesan peralatan kecantikan, skincare dan lainnya.
Bahkan sambungan besi untuk jemuran pakaian yang patah, dan juga mor dan baut  lemari sepatu yang somplak, juga dipesan lewat online shop. Semuanya sesuai order.
Koq giliran pesanan saya gak sesuai order dan tidak sehebat dengan iklan promosinya? Wah...Jangkrik nih online shop hehe....
Lia Azis, ponakan saya langsung berkomentar ketika pengalaman ini dia baca di media sosial.Â
"Mantap Om biar sebagian online shop harus memang dikasih begitu, supaya tidak merugikan lagi costumer yang lain," katanya sambil mengirimkan tanda jempol hehe...Â
Lain lagi respon Bagus Sudarmanto, senior saya, mantan pemimpin redaksi di koran tempat saya dulu bekerja puluhan tahun.Â
"Mantap informasinya, Daeng, " tulis doktor komunikasi sekaligus doktor kriminolog ini, juga tak lupa ngasih tanda jempol.Â
Nah demikian Kisah Bang Nur Terbit. Salam.Â
#nurterbit #belanjaonline #onlineshop #korbanonline #tidakseindahiklanonline
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H