Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Begini Penampilan Rumah Kami Jelang Lebaran

6 April 2024   23:51 Diperbarui: 6 April 2024   23:52 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi ruang tamu masih amburadul meski sudah rapi-rapi jelang lebaran (foto dok Nur Terbit) 

"Rajin banget nih Bang Nur rapi-rapi rumah? "

"Kan mau lebaran pak.."

"Sepertinya lebaran gak lewat di sini deh.."

Hahahahaha........ 

Dialog di atas terjadi Sabtu pagi 6 April 2024, saat seorang tetangga melintas di depan rumah. Candaan yang terjadi menjelang lebaran Idulfitri 2024.

Selain itu, Bang Nur untuk edisi kali ini Sabtu 06 April 2024, kembali menulis maraton sebulan penuh tanpa bolong, demi memenuhi tantangan Kompasianan dengan Ramadan Bercerira 2024. Topik yang dibahas adalah "Rapi-rapi Rumah Jelang Lebaran".

*****

Seperti yang dilakukan oleh umumnya umat Islam setiap kali menjelang lebaran, maka itu pula yang dilakukan Bang Nur sekeluarga. Rapi-rapi rumah jelang lebaran. 

Mengingat waktu jelang lebaran sudah kian dekat, maka kami hanya memutuskan rapi-rapi di bagian depan. Maka yang jadi sasaran adalah mengecat pagar dan tembok rumah.

Dengan sedikit menyiapkan modal pembeli peralatan kuas dan cat tembok, maka aksi rapi-rapi ini pun dimulai. Sepintas terlihat kami seperti tim pekerja proyek yang akan menyelesaikan bangunan perumahan hehe... 

Sementara istri dan anak, khusus merapikan pot kembang. Adapun bagian yang termasuk kelas berat, kami dibantu oleh "tukang" langganan keluarga yang masih berani memanjat-manjat dan tidak takut akan ketinggian. 

Kenapa ada tradisi rapi-rapi rumah jelang lebaran ini? 

Bagi masyarakat Muslima pada umumnya, makna lebaran Idulfitri tak hanya sekadar kembali pada yang suci. 

Makna Idul fitri dapat pula diartikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang diperoleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Dengan memahami makna Idulfitri, dapat membuat seseorang merasa selalu bersyukur pada Allah.

Idulfitri sendiri berasal dari dua kata "id" dan "al-fitri". Id secara bahasa berasal dari kata aada -- ya'uudu, yang artinya kembali. 

Hari raya disebut 'id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama. Sedangkan kata 'fitri' memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka.

Adapun tujuan perayaan hari raya Idulfitri, adalah puncak dari pelaksanaan ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan. 

Idulfitri atau lebaran memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan untuk mencapai kewajiban berpuasa itu sendiri yakni bertaqwa kepada Allah SWT. 

hari Raya Idulfitri juga identik dengan paket lebaran (foto dok Nur Terbit) 
hari Raya Idulfitri juga identik dengan paket lebaran (foto dok Nur Terbit) 

Lebaran juga identik dengan malam takbiran yang dilakukan di malam hari menjelang Idulfitri. Pada malam takbiran, anak kecil sampai dewasa berkeliling sambil mengumandangkan takbir sambil menabuh bedug dengan meriah sampai pagi menjelang salat Idulfitri. 

Itu sebabnya Hari Raya Idul Fitri di sebut juga hari kemenangan. Ini karena umat Islam telah berhasil melawan hawa nafsu dan godaan selama menjalankan ibadah puasa. 

Kemenangan ini menjadi simbol kemenangan melawan segala bentuk kejahatan dan keburukan.

Hari raya dalam Islam juga sering diidentikkan sebagai perayaan mengenang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, tahun baru Islam, dan banyak lainnya. 

Selain itu, Hari Raya Islam juga merupakan waktu untuk berbagi kebahagiaan dengan orang yang kurang beruntung.

Juga saling memaafkan merupakan puncak kemuliaan hati. Meminta maaf dan memberi maaf memang tidak harus menunggu momen Hari Raya Idul Fitri. Namun tidak ada salahnya pada perayaan Idul Fitri dilaksanakan kegiatan tersebut.

Sejarah hari raya Idulftri tidak bisa lepas dari dua peristiwa, yaitu peristiwa perang Badar dan hari raya masyarakat jahiliyah. 

Pertama, awal mula dilaksanakannya hari raya Idulfitri pada tahun ke-2 hijriah. Saat itu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar.

Sementata itu tradisi khas lebaran di Indonesia yang paling menonjol adalah tradisi pulang kampung yang dilakukan oleh para perantau di luar kota. 

Tujuannyan untuk merayakan hari raya Idulfitri bersama keluarga, 

halal bi halal dan silaturahmi, makan ketupat, menyediakan kue, membagikan THR, mengenakan baju baru, mengirim parcel lebaran, dan takbiran.

Bagi orang-orang yang merantau untuk tujuan tertentu, saat lebaran adalah saat yang dinantikan untuk pulang kampung berkumpul bersama keluarga besar. Mudik seakan menjadi kewajiban yang dilakukan para perantau.

Dalam sejarah Hari Raya Idulftri, pertama kali digelar pada tahun ke-2 Hijriah, yaitu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin pada Perang Badar. 

Usai perang, secara tidak langsung umat Muslim merayakan kemenangan dengan penuh rasa syukur dan gembira.

Di kemudian hari, Rasulullah SAW mengganti kedua perayaan masyarakat Arab itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni hari raya Idulfitri dan Idul Adha. 

Yang juga tidak bisa dipisahkan dalam merayakan hari raya Idulfitri, yaitu lebaran identik pula dengan ketupat. Apa sebenarnya makna ketupat di perayaan lebaran? 

Secara filosofi isian ketupat diibaratkan seperti nafsu manusia dan daun janur adalah jatining nur (cahaya hati). 

Oleh karena itu, ketupat dianggap sebagai sebagai simbol orang yang bisa mengendalikan nafsunya.

Nah demikianlah cerita Bang Nur untuk edisi Sabtu 06 April 2024 dengan topik "Rapi-rapi Rumah Jelang Lebaran" pada program Ramadan Bercerita 2024 di hari ke-27. Semoga bermanfaat. 

Salam : Nur Terbit

Petugas pengangkut sampah ikut bantu dari aksi rapi-rapi rumah (foto dok Nur Terbit) 
Petugas pengangkut sampah ikut bantu dari aksi rapi-rapi rumah (foto dok Nur Terbit) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun