Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

2 Film Jadoel Ini yang Bikin Tobat

1 April 2024   23:41 Diperbarui: 1 April 2024   23:45 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Titian Serambut Dibelah Tujuh (repro Mola/Nur Terbit) 

Bersama sutrada, pemain, usai nonton film tentang kisah WS Rendra di TIM Jakarta (foto Nur Terbit) 
Bersama sutrada, pemain, usai nonton film tentang kisah WS Rendra di TIM Jakarta (foto Nur Terbit) 

*****

Sebagai rujukan berdasarkan pengalaman Bang Nur menonton film di bioskop, mencoba mengambil dua contoh film produk anak bangsa sendiri, alias film nasional, bukan film impor. 

Yaitu film "Titian Serambut Dibelah Tujuh" dan film "Atheis (Kafir)". Kedua film ini sudah lama sekali Bang Nur nonton di bioskop sehingga secara detail sudah lupa bagaimana urutan adegannya. 

Dengan bantuan berita Kompas.com edisi 30 Mei 2022, bisa kita baca sinopsis film "Titian Serambut Dibelah Tujuh" di sini. Film yang berkisah tentang perjuangan guru di desa. 

Poster film
Poster film "Titian Serambut Dibelah Tujuh (repro Mola/Nur Terbit) 

Film Pertama, "Titian Serambut Dibelah Tujuh" karya Khaerul Umam. Film ini dibintangi oleh aktor kenamaan Indonesia pada masanya seperti Darussalam, Marlia Hadi, Rachmat Hidayat, El Manik, hingga Dewi Irawan.

Film berdurasi 110 menit ini pertama kali tayang pada tahun 1982 silam (saat Bang Nur juga ikut nonton di bioskop) dengan skenario ditulis oleh Asrul Sani.

Seorang guru bernama Ibrahim dikisahkan sedang berjuang untuk melakukan perubahan di suatu kampung. Namun, niat baiknya untuk memajukan kampung justru ditentang oleh masyarakat setempat.

Sebagain besar penduduk di kampung tersebut tidak menyukai keberadaan Ibrahim karena dianggap akan merusak tatanah kampung.

Mereka yang tidak menyukai Ibrahim kemudian mulai beraksi untuk menyingkirkan Ibrahim dengan memfitnahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun