*****
Yang lazim dikenal selama ini, bahwa pantun itu merupakan bentuk puisi Indonesia. Dimana setiap baitnya kemudian terdiri atas empat baris yang berketukan a-b-a-b.Â
Itu sebabnya ketika diminta membuat pantun, yang teringat adalah pantun jenaka atau humor. Itupun Bang Nur bisa ingat baitnya karena ujungnya "menjurus" ke hal (maaf) sesuatu benda yang sensitif.Â
Nasi uduk ikan tongkol
Sambil duduk pegang....Â
Ya pegang tongkollahÂ
Masak pegang yang lain?Â
(Bilang cakep dong, caakeeeep..hehehe).Â
Pantun biasanya terdiri dari sampiran pada bait pertama dan kedua, kemudian isinya berada pada bait ketiga dan keempat yang sekaligus menggambarkan tujuan dari pantun tersebut.
Menurut Richard Olaf Winstedt dan Richard James Wilkinson dalam Pantun Melayu (1914) pantun bukan sekadar gubahan kata-kata dengan ritma dan irama.Â