Bagi sebagian orang, kedua hal tersebut bisa sulit untuk dilakukan. Pasalnya, kebutuhan ekonomi dan jenjang karir merupakan hal yang sangat penting.
Di sinilah kemampuan seseorang dalam menyeimbangkan tanggungjawabnya dalam pekerjaan harus dibuktikan. Aoakah itu dan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan atau tidak.Â
Karena itu, dengan terpenuhinya kebutuhan dari setiap aspek kehidupan sesuai dengan skala prioritas yang miliki, di situlah makna hidup yang diidamkan semua orang. Tentu saja setiap orang berbeda. Jadi, tidak terlalu sulit bukan?
Banyan cara bagimana melatih keseimbangan tersebut. Menurut para pakar, antara lain dengan secara rutin menjaga tubuh agar tidak mudah jatuh. Bahkan meski usia sudah tidak lagi muda, risiko terjatuh bisa menurun tajam.Â
Manfaat latihan keseimbangan ini, sebenarnya dapat diperoleh dengan melakukan olahraga ringan. Begitu saran dari para pecinta olah raga. Ada juga cara lain.Â
Misalnya meningkatkan produktivitas. Dengan keseimbangan kehidupan di kantor dan di luar kantor, akan membuat pegawai menjadi lebih bahagia.Â
Perasaan bahagia ini akan membuat pegawai menjadi lebih produktif dan mampu memberikan inovasi-inovasi untuk kinerja yang lebih baik.
Demikian juga bisa ditempuh dengan cara menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, melakukan pengembangan diri, berolahraga.
Juga memiliki waktu tidur yang cukup, dan menjalankan hobi merupakan beberapa contoh.Â
Dalam hal berkaitan dengan spiritual, dengan menjaga keseimbangan antara ibadah dan aktivitas, umat Muslim dapat menjalankan ibadah dengan baik dan juga tetap menjalankan aktivitas sehari-hari dengan produktif.
Nah, demikiankah sekadar catatan Bang Nur mengenai "Work, Life, Ibadah Balance" untuk program "Ramadan Bercerita 2024" Kompasiana di hari ke-13 puasa ini. Semoga bermanfaat.Â