Gak juga. Tidak selamanya yang memilih mudik dengan kapal laut karena pertimbangan ongkos dan bekal yang pas-pasan. Banyak pula pedagang kaya, memilih angkutan laut karena banyaknya barang dagangan yang harus dibawanya.
Contohnya saya sekeluarga yang biasanya pulang kampung ke Makassar, Sulawesi Selatan. Cuma ada dua pilihan moda transportasi yakin lewat laut dan udara. Lewat darat, tentu mustahil.
Kalau lewat laut, sudah pasti harus naik kapal laut, yang tentu saja memerlukan waktu perjalanan panjang, 2 hari 3 malam. Lewat udara lebih cepat, hanya 2 jam tapi ongkosnya mahal karena menggunakan pesawat terbang. Belum lagi sekarang ini harga tiket pesawat makin mahal, barang bagasi dikenai biaya pula --- yang sebelumnya penumpang diberi dispensasi biaya gratis sampai 20 kg.
Seperti pada Lebaran Idul Fitri tahun ini saya ingin mencoba bernostalgia lagi. Mudik dengan kapal laut. Selain biayanya terjangkau, saya sekalian bernostalgia bagaimana "tempo doeloe" merantau ke Jakarta naik kapal laut.
Nah, begitulah setiap kali kami pulang kampung lebaran ke Makassar.Â
Salam
Nur Terbit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H