Kalangan pekerja tersebut di hari libur, mereka memanfaatkan untuk beristirahat di rumah atau berekreasi bersama keluarga.Â
Namun di bulan puasa, aktivitas setelah Sahur dijadikan satu ritual dengan berjalan kaki berame-rame di jalan raya menikmati udara Subuh. Semacam "car free day" ala bulan Ramadan.Â
Kegiatan setelah Sahur ini, mengingatkan ketika masih remaja di kampung halaman, salah satu ibukota kecamatan di dekat Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Sulsel.Â
Setiap kali salat Subuh, jalan menuju bandara ramai dengan pejalan kaki yang baru pulang dari masjid. Mereka umumnya remaja. Berjalan berombongan seperti layaknya karnaval 17 Agustusan.Â
Situasi yang sama, jalan tersebut juga ramai oleh pejalan kaki ketika sore hari menunggu beduk buka puasa. Ya, semacam "ngabuburit" -- istilah populer di tanah Sunda, bumi Parahyangan, Jawa Barat.Â
Selain jalan menuju bandara, lokasi favorit setelah Sahur, juga terlihat di anjungan Pantai Losari, Kota Makassar. Mereka yang selesai makan Sahur dan melaksanakan salat Subuh, memanfaatkan waktu menikmati udara dan panorama pantai.Â
Tradisi aktivitas setelah Sahur tersebut, rasanya sulit hilang setiap kali Ramadan. Sayangnya saat tulisan ini Bang Nur persiapkan, sedikit terganggu oleh hujan yang turun lebih sering di awal Ramadan. Terutama di lokasi tempat tinggal saya di Kota Bekasi.Â
Jalan raya yang biasa dimanfaatkan untuk jalan-jalan Subuh itu, terlihat sepi setelah diguyur hujan sejak sore. Aspal basah oleh sisa air hujan. Demikian Ramadan Bercerita Bang Nur untuk hari ketiga puasa ini.Â
Salam Nur Terbit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H