Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Main Tanah, Insya Allah Mati Dijepit Tanah

11 Desember 2023   09:12 Diperbarui: 11 Desember 2023   09:38 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: TPU Sudiang yang dibebaskan Pemkot Makassar Sulsel era Wali Kota Danny Pomanto (foto Nur Terbit)

MAIN TANAH, NANTI KALAU MATI DIJEPIT TANAH KUBURAN LOH...

Agama mengajarkan jangan "main tanah". Itu ada hadistnya. Artinya, jangan kau jual tanah orang tanpa hak. Juga menguasai tanah orang, tapi tidak diselesaikan ganti ruginya.

Membaca hadits tersebut, saya langsung teringat dengan tanah pekuburan atau Taman Pemakaman Umum (TPU) Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar yang dibebaskan Pemkot Makassar Sulsel era Wali Kota Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto), namun sampai sekarang belum dibayar ganti ruginya kepada rakyat pemilik tanah.

Menurut hadits nabi (bisa dibaca di bagian bawah tulisan ini), ingatlah. Kalau sekarang kau masih hidup, berarti masih aman. Tapi jika kau sudah mati, lalu dikubur, setelah itu tanah akan menjempitmu. 

Kenapa pakai istilah mati, bukan meninggal, syahid atau wafat? Kata "mati" adalah istilah yang cocok bagi kau yang "bermain tanah". Syahid bagi mereka yang berjuang di "jalan Allah". Bukan jual tanah rakyat untuk "dibikin jalan".

Dalam sejarah, ada orang alim (taat ibadah), bahkan bayi sekalipun, tetap akan dijepit tanah jika sudah mati. Apalagi kalau kau hanya rakyat biasa, pensiunan, wali kota atau baru calon gubernur? Mampuslah kau.

Gak percaya kalau manusia yang mati dan dikubur, tidak akan dijepit oleh tanah? Coba baca deh hadits di bawah ini. Semoga kalian "pemain tanah" bisa sadar sebelum tiba waktu matimu:

Ilustrasi: Para ahli waris pemilik lahan TPU Sudiang yang dibebaskan Pemkot Makassar Sulsel era Wali Kota Danny Pomanto (foto Nur Terbit)
Ilustrasi: Para ahli waris pemilik lahan TPU Sudiang yang dibebaskan Pemkot Makassar Sulsel era Wali Kota Danny Pomanto (foto Nur Terbit)

*****

Sempitnya Kubur

Setelah mayit diletakkan di dalam kubur, maka kubur akan menghimpit dan menjepit dirinya. Tidak seorang pun yang dapat selamat dari himpitannya. 

Beberapa hadis menerangkan bahwa kubur menghimpit Sa'ad bin Muadz radhiyallahu 'anhu , padahal kematiannya membuat 'Arsy bergerak, pintu-pintu langit terbuka, serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya. 

Dalam Sunan An-Nasa'i diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Inilah yang membuat 'Arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur). Akan tetapi kemudian dibebaskan."

Dalam hadits dalam musnad Imam Ahmad disebutkan,

"Sesungguhnya kubur mempunyai penyempitan, jika ada seorang yang selamat darinya niscaya selamat darinya adalah Sa'ad bin Mu'adz." (HR. Ahmad, 6:55).

'Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Jikalau ada seorang yang selamat dari penyempitan kubur, niscaya Sa'ad bin Mu'adz akan selamat. Akan tetapi, sungguh kuburnya telah disempitkan dengan sangat sempit, kemudian dilapangkan (setelah itu) untuknya. (HR. Thabrani no. 5306)

Bahkan sampai kuburan bayi dan anak kecil tidak selamat. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Jikalau seorang selamat dari penyempitan kubur niscaya selamatlah bayi ini." (HR. Ath Thabrany, 5:56)

Imam As-Suyuthi rahimahullah berkata, bahwa Abu Al-Qasim As-Sa'di berkata, "Tidak ada yang selamat dari penyempitan kubur, baik seorang yang saleh atau yang tidak saleh". 

"Cuma perbedaan antara seorang muslim dengan seorang kafir di dalamnya adalah penyempitan yang terus menerus untuk seorang kafir". 

"Adapun orang beriman mendapat keadaan seperti ini ketika pertama-tama turun ke dalam kuburnya, kemudian dikembalikan menjadi lapang untuknya".

"Dan maksud dari pernyempitan kubur adalah bertemunya dua sisi samping kubur tersebut menyempitkan jasad si mayit." 

Al-Hakim At-Tirmidzi berkata, "Sebab penyempitan ini adalah bahwa tiada seorang pun kecuali ia telah melakukan sebuah dosa, maka diganjar dengan penyempitan ini sebagai balasan atasnya, kemudian rahmat Allah menghampirinya". 

"Demikian pula penyempitan untuk Sa'ad bin Mu'adz lantaran meremehkan masalah kencing."

Jadi masih juga kau tidak percaya tanah akan menjempitmu jika sudah dikubur?

WaLLAAHUa'lam #nurterbit, Bekasi, Senin 11 Desember 2023.

Tulisan ini saya teruskan juga kepada para ahli waris pemilik tanah TPU Sudiang: Bunda Sitti Rabiah Fatmawaty Lantik HjSulaeha Saenab Lantik Maryam Lantik Aidil Wahyudi Siti Harfiah Nur Akbar Ramadhan.

Juga pihak terkait: Ramzah Mahaji Noesa ABustamin Amin Andi Patarai Wawo Andi Pasamangi Wawo Pemkot Makassar Humas Pemkot Makassar Tribun Timur Fajar Update Berita kota makassar Sulsel Satu Rakyat Sulsel.

Salam: Nur Terbit

* Tulisan ini pengembangan dari status di FB : Catatan Ringan Nur Terbit (57) -MAIN TANAH, NANTI KALAU MATI DIJEPIT TANAH KUBURAN LOH..


.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun