"Betul, saya suka mengerjakan sendiri hal-hal kecil yang tidak perlu melibatkan orang lain. Di antaranya, ya menyemir sepatu sendiri," kata mantan anggota DPR-RI ini.
*****
"Kenapa bukan rambutnya saja yang disemir?," kejar Rossi.
Mas Ganjar tertawa. Beberapa saat, pria berpenampilan rapih, dan murah senyum ini pun "buka kartu". Ganjar yang belakangan ini ikut disebut-sebut mau maju jadi calon Gubernur DKI Jakarta ini "melawan" Basuki Tjahja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI tahun 2017 -- kini maju sebagai Capres berpasangan dengan Mahfud MD untuk Pilpres 2024 -- secara terus-terang tetap enjoy dengan penampilan rambut ubannya itu.
"Jadi begini, kenapa saya tidak menyemir rambut dan tetap memilih ubanan, karena ada alasan dong..."
Apa itu? Kepada Rossi yang masih penasaran itu, dia bilang, orang yang mempertahankan rambutnya tetap putih (uban) dan tidak berusaha menyemirnya, karena dua alasan.
Pertama: orang ubanan itu adalah tanda kedewasaan, selain menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak melawan kodrat sebagai manusia ubanan yang sudah mulai sepuh dari sisi umur.
Kedua: orang ubanan itu bukti sebuah kejujuran. Jujur menyadari diri bahwa sudah ubanan, percaya diri sehingga tidak memanipulasi penampilan dengan menyemir rambut biar terlihat tetap hitam.
Di kota kelahiran saya Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan orang yang berambut ubanan --- baik itu pria maupun wanita, dari anak, remaja hingga orang dewasa --- punya rambut putih di kepala itu adalah termasuk "orang kaya", alias orang berduit karena memiliki banyak "uang".
Gak percaya? Coba tanya deh orang Makassar. Apa bahasa Makassarnya itu uban, atau rambut putih di kepala? Mereka pasti bilang itu "uang" (uban) atau orang yang ubanan disebut "tawu uangngang" (orang ubanan). Berarti orang yang banyak uban di kepala itu orang yang banyak "uangna". Nah, baru percaya kan?
Jadi kalau ditanya kenapa saya tetap uban? Kenapa tidak menyemir rambut?