Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Cerita Jodoh dan Restu Orangtua

10 Agustus 2023   22:44 Diperbarui: 10 Agustus 2023   23:08 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat cucu pertama lahir (foto dok Nur Terbit)

Jodoh, rezeki, ajal, ketiganya adalah hak mutlak dari Tuhan, Allah Maha Pencipta. Ketiga persoalan ini,tidak ada satu orang pun yang bisa membantah.

Tapi khusus soal jodoh, jadi menarik diceritakan jika itu menyangkut keluarga besar kami. Ibaratnya, perjodohan di keluarga kami, seperti cerita zaman Sitti Nurbaya.

Kenapa cerita zaman Sitti Nurbaya tiba-tiba saya bahas di sini, itu karena ceritanya sempat populer dan pernah dikisahkan dalam buku novel.

Foto kenangan ayah dan ibu (dok pribadi Nur Terbit)
Foto kenangan ayah dan ibu (dok pribadi Nur Terbit)

Bukan itu saja. Kisah Sitti Nurbaya jadi salah satu bahan obyek di tulisan saya ini bermula dari saya temukan foto ayah dan ibu waktu mudik lebaran Idul Fitri 2023 lalu.

Ya, foto beliau berdua ini, saya temukan sewaktu mudik lebaran ke Makassar tahun 2023 ini.  Foto ini (katanya sih) ketika keduanya masih pengantin baru. 

Tentu saja kami: saya, kakak, adik-adik belum lahir. Mereka menikah karena dijodohkan oleh orang tua masing-masing. Masih sangat dekat, saudara sepupu (misan).

Pasalnya, kedua Tetta Puang (kakek) kami, tepatnya ayahnya ayah dan ayahnya ibu, masih adik-kakak. Belakangan, giliran saya dan istri juga kemudian berjodoh.

Lebih tepatnya dijodohkan. Pada akhirnya tak bisa menolak tradisi ini. Kami berdua juga menikah sepupuan. Kakek saya dan nenek istri adik kakak. Ayah saya dan ayah istri (mertua) saudara misan (sepupu).

Saat cucu pertama lahir (foto dok Nur Terbit)
Saat cucu pertama lahir (foto dok Nur Terbit)


Tetta (ayah) kami adalah Haji Muh Bakri Puang Boko, pensiunan Kantor Depdikbud Kab Maros Sulsel dan Ummi (ibu) kami Hajjah Sitti Maryam Puang Mene, adalah hanya ibu rumah tangga biasa - yang di akhir hayatnya adalah mengabdikan dirinya mengajar baca Alquran sebagai guru mengaji di rumah.

Kini keduanya sudah almarhum dan almarhumah. Saat saya masih kuliah, Ummi wafat. Sedang adik-adik saya ketika itu masih SD dan SMP. 

Sedang ketika Tetta (panggilan ayah di keluarga kami) meninggal, saya sudah berkeluarga, punya anak dan mantu serta cucu.

Sedang adik-adik saya menyusul juga berkeluarga dan sudah PNS. Hanya saya yang memilih jadi wartawan dan pengacara. Sampai detik ini. Kedua profesi tadi, tak mengenal kata pensiun.

Alfatihah untuk Tetta dan Ummi kami. Apa kabarmu di sana? Semoga Tetta bersama Ummi mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. 

Surga lebih tepat untukmu berdua. Ya, karena dengan perjuanganmulah yang tiada pernah lelah, telah menjadikan kami semua anak-anakmu bisa seperti sekarang ini. Aamiin ya Robbil Aalamin.

Salam : #nurterbit

Tulisan ini bagian dari Catatan Mudik (89) di status Facebook Nur Terbit berjudul -TETTA DAN UMMI KAMI, APA KABARMU DI SANA?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun