Bukan sekedar bertanggungjawab. Satu yang tanggung, satunya lagi hanya menjawab hehehe...
Sebab ibaratnya, jika kita sudah berumahtangga, apapun itu yang terjadi, seluruh hidup ini sudah kita terima dari awal dengan "kontrak mati" dengan Tuhan.Â
Kenapa? sebab semuanya sudah diatur oleh Allah yang Maha Kuasa. Kita manusia tinggal menjalaninya.
Misalnya, daun yang jatuh dari pohon dan gugur berserakan di tanah, itupun karena kehendak Allah.Â
Termasuk seluruh sisi kehidupan mahluk-Nya, tentu termasuk kita semua manusia ciptaan-Nya. Terlebih bagi pasangan suami isteri yang sudah sepakat memilih berumahtangga dan menjalani bahtera rumah tangga. Sehidup semati tanpa bisa ditawar-tawar lagi.
Alhamdulillah, dalam kurun waktu 36 tahun kami lalui, hingga hari ini, detik ini, Allah sudah memberi karunia kepada keluarga kami 2 (dua) orang putra-putri, 2 (dua) gadis kecil cucu mungil dan seorang anak mantu yang kesemuanya Insya Allah soleh dan soleha. Aamiin.
Saat tulisan ini dibuat, Â Selasa 16 Mei 2023, saya yang masih betah bertahan di kampung halaman pasca mudik ke Kota Makassar, Sulsel. Nah saat itulah saya merenung kembali perjalanan bahtera rumah tangga kami berdua.
Salam : Nur TerbitÂ
Tulisan ini bagian dari "Catatan Mudik (90) - SUDAH 36 TAHUN BAHTERA RUMAH TANGGA INI DIJALANI" dari status Facebook @Nur Terbit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H