Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Begini Serunya Berlayar ke Kampung Halaman

4 Agustus 2023   23:50 Diperbarui: 5 Agustus 2023   00:02 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musholah An Nur ini berada di anjungan kapal bagian buritan, atau bagian belakang kapal. Persis di bawah kafetaria atau kantin kapal. Usai beribadah, bisa sekalian ngopi dan menikmati pemandangan laut.

Posisi mushola juga sejajar dengan sekoci kapal. Di anjungan ini ada beberapa bangku tempat duduk, mirip bangku taman. Bisa duduk santai sambil pacaran. Ups.

Tak jauh dari bangku santai ini, tergantung beberap sekoci, atau perahu penolong jika terjadi sesuatu di tengah laut. Satu sekoci berkapasitas beberapa penumpang.

Kami (saya, istri dan putri bungsu) kebetulan dapat tempat sesuai nomor tiket: Dek 5. Posisinya ada di bawah, tapi berada persis di haluan kapal, menghadap ke depan.

Jadi untuk mencapai mushola, harus naik beberapa tangga ke  dek 7 untuk sampai ke mushola. Pintu mushola selalu tertutup rapat. Sehingga suara musik dari kantin kapal, tidak tembus ke dalam mushola.

Yang unik jika kita sholat berjamaah di An-Nur, nama mushola kapal tersebut. Arah kiblatnya sering berubah-ubah, sesuai posisi kapal yang sedang berlayar.

Sehingga sering terjadi, posisi imam dan makmum saat sholat jamaah, terkadang menghadap buritan (belakang) kapal, atau sholat berikutnya menghadap ke haluan (depan) dan juga ke arah samping kiri atau kanan posisi kapal.

Beberapa kali dilakukan "bongkar-pasang" posisi berdiri jamaah dan imam saat mau memulai salat. Juga sajadah dan karpet mushola, digeser sesuai arah kiblat. Alat pembatas jamaah pria dengan wanita, juga diputar mengikuti posisi barisan jamaah.

Salam : Nur Terbit 

Tulisan ini merupakan bagian dari "Catatan Mudik (5) saya berupa status Facebook (FB) dengan judul asli - TIBA DI KAMPUNG HALAMAN, MUDIK DENGAN KAPAL LAUT


#nurterbit #wartawanbangkotan #catatanmudik #ciremai #pelni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun