Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nostalgia Saat Jadi Wartawan Koran Daerah

1 Agustus 2023   23:52 Diperbarui: 2 Agustus 2023   00:14 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lorong Waktu", salah satu buku karangannya. Ya buku autobiografi senior saya, kanda M Dahlan Abubakar ini, wartawan kawakan berlatarbelakang akademisi. 

Terakhir saya dapat info, beliau sempat jadi Humas sekaligus dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, lalu kini sudah pensiun.

Di buku "Lorong Waktu"-nya itu, kanda Dahlan berkisah antara lain tentang IDENTITAS, koran kampus yang menjadi kawah candradimuka jurnalistiknya. 

Betapa banyak akhirnya lahir dan tumbuh wartawan muda dari IDENTITAS ini yang bertebaran di sejumlah grup media besar di tanah air.

Sebut saja misalnya, Hamid Awaludin (mantan Menkumham), Aidir Amin Daud (mantan salah satu Direktur di Kemenkumham) keduanya dari IDENTITAS ke Harian FAJAR, dan beberapa lagi rekan lainnya, adalah "alumni" koran kampus IDENTITAS. 

Peran tutornya juga tak bisa dilewatkan dan dilupakan: Pak Sinansari Ecip (dosen, mantan KPI, MUI, pendiri koran Republika) dan almarhum Andi Syahrir Makkuradde, mantan koresponden Majalah Tempo dan pengelola majalah "Akselerasi".

Ini sedikit banyak saya ketahui antara Andi Syahrir Makkuradde dan Dahlan Abubakar, karena saya juga ketika itu aktif di koran kampus IAIN (skrg UIN) Alauddin Makassar.

Saya bersama Andi Bustamin Amin (kanan) teman mantan wartawan di Makassar (foto dok Nur Terbit)
Saya bersama Andi Bustamin Amin (kanan) teman mantan wartawan di Makassar (foto dok Nur Terbit)

Kemudian belakangan ikut "nyemplung" jadi wartawan daerah di "SKH Mimbar Karya" (Pemred Moh Anis), berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) biro Indonesia Timur berkedudukan di Kota Makassar hingga hijerah dan bergabung di redaksi Jakarta.

Sebagai yunior, tentu saja saya banyak belajar kepada senior, termasuk salah satunya adalah kanda Dahlan ini. Ketika saya masih sekolah di PGA Maros (kini MAN, setingkat SMA) banyak membaca artikel beliau, juga berita yang ditulisnya di koran harian "Pedoman Rakyat" (Pemred: LE Manuhua + M Basir).

Di koran daerah terbitan Kota Makassar dan kini jadi online ini, sejak SMA sudah saya jadikan "ladang" bercocok tanam untuk latihan menulis. 

Di sini pula saya mengenal almarhum Abun Sanda, Marwan Akrah, Oemar Labetubun (Oemar Elar), ketiganya penulis kolom di "Pedoman Rakyat", namun satu antaranya berlanjut jadi wartawan (Abun Sanda di "Harian Kompas" Jakarta). 

Dari "Pedoman Rakyat" tempat kanda Dahlan ini, saya memulai menulis. Ya menulis apa saja,  dan Alhamdulillah dimuat di PR - singkatan dari "Pedoman Rakyat". 

Dari sekedar menulis puisi, cerita anak, opini mahasiswa setelah mulai kuliah, hingga ikut mengadu nasib mengisi TTS berharap dapat uang tambahan sekedar duit jajan ke kampus hehehe...

Saat buku "Lorong Waktu" (juga menulis buku "Ramang Macan Bola" - pemain bola legendaris dari PSM Makassar) ini diunggah di laman FB kanda Dahlan, saya ikut berkomentar. 

"Masya Allah. Luar biasa bukunya. Kalau masih ada yang tersisa 1 examplar, boleh untuk saya atau dititip sama adik saya Prof Gemini Alam Siapa tau dari buku tersebut, bisa saya tulis resensinya, dan menginspirasi untuk menulis buku yang sama, minimal kumpulan "catatan mudik" ke Makassar hehe..."

Iya, ternyata tak saya duga. Adik  saya Prof Alam ini sama-sama mengajar dengan kanda Dahlan di Unhas, hanya berbeda fakultas. Bukan itu saja, keduanya bertetangga pula di komplek perumahan dosen Unhas di Antang. 

Sayangnya, sebab setiap kali saya mampir ke Antang, belum sekalipun bertemu dengan kanda Dahlan hehe...

Sementara di Jakarta, beberapa kali saya bertemu dengan teman sekampungnya kanda Dahlan dari Bima NTB, yakni dialah yang mulia Hamdan Zulfa, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan sekarang -- kalau tidak salah -- buka kantor lawyer dan fokus mengurusi Partai Serikat Islam (PSI) di Menteng, Jakarta Pusat.

Dengan bang Hamdan Zulfa ini, saya mengenalnya ketika beberapa kali ikut bersidang di MK dalam sekian perkara yang sempat "judicial review" atau diujimateril. 

Salah satunya sidang sengketa Pilkada Sulsel antara termohon Syahrul Yasin Limpo (SYL) + Agus Arifin Nu'mang Vs Ilham Arief Sirajuddin (IAS) + Azis Kahar Muzakkar sebagai pemohon melawan hasil keputusan KPU Sulsel.

Beliaulah Hamdan Zulfa yang menjadi anggota majelis hakimnya di MK diketuai Jimly Asshiddiqie yang menyidangkan perkara sengketa Pilkada Sulsel tersebut. 

Saya duduk sebagai anggota tim pengacara IAS di Jakarta melawan tim pengacara  SYL. Tapi tim saya kalah. SYL dan AAN kemudian dilantik jadi Gubernur dan Wakil Sulsel periode kedua.

Dengan bang Hamdan Zulfa sendiri yang menjadi anggota majelis hakim MK ketika itu, setelah tidak lagi menjadi hakim konstitusi, beliau mendirikan satu komunitas APDRIL (Advokat Pemilu Jujur dan Adil) yang memantau Pemilu Jujur Adil.

Saya duduk sebagai Koordinator Humasnya. Belakangan saya tahu, bang Hamdan dengan kanda Dahlan, masih bersaudara: paman dan ponakan. 

Kembali ke buku "Lorong Waktu" ini minta dititip ke Prof Alam, sebab siapa tahu bisa mengulang kejadian masa lalu. Tiba-tiba ada buku yang sudah lama saya cari-cari (judul bukunya lupa, tapi berkisah tentang perjalanan 99 wartawan di Makassar Sulsel) ada di rumah adik saya Prof Alam. 

Tak banyak cerita, akhirnya buku tersebut saya boyong ke Jakarta. Siapa penulisnya? Ya siapa lagi kalau bukan M Dahlan Abubakar hehe...

Tulisan ini adalah bagian dari kumpulan "catatan mudik" saya yang ditulis sebagai status Facebook, edisi Rabu 17 Mei 2023. Judul asli : Catatan Mudik (91) - DAHLAN ABUBAKAR, DARI BUKU "RAMANG" HINGGA "LORONG WAKTU".

Salam dari Makassar #nurterbit

M. Dahlan Abubakar dengan buku
M. Dahlan Abubakar dengan buku "Lorong Waktu" karangannya (sumber foto: FB - MDA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun