Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Begini Rahasia Berburu K-Rewards di Kompasiana

27 Juli 2023   08:37 Diperbarui: 27 Juli 2023   22:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERBANDINGAN BIAYA PULSA DAN PAKET DATA INTERNET SEBULAN, DENGAN HONOR TULISAN YANG DITERIMA, WOW JAUH BANGET - Catatan : Nur Terbit 

Sekarang era digital. Berkomunikasi atau berbelanja, bahkan pesan ojek motor atau mobil, dengan menggunakan jaringan internet. Sudah pesan-antar, bayar atau bebas ongkir, bayar di tempat atau COD.

Nah, jika dihitung-hitung secara matematika dan ilmu ekonomi, maka tentu menggunakan internet akan menambah ongkos hidup kita sehari-hari. Iya kan?

Lalu pertanyaannya. Boros mana, pasang Wi-Fi di rumah atau beli "ketengan" atau eceran paket data internet di tempat isi pulsa? Sekarang juga sudah ada model modem paket internet, tapi muuaaaahal bingiiit..Harga Rp10 jutaan dan unlimited.

Pakai Wi-Fi atau dengan paket data, sama-sama borosnya menurut saya sih. Misalnya beli paket data IM3 (Indosat) untuk 2,5 - 3 GB seharga antara Rp15 - 30 ribu untuk 1-3 hari, dalam sebulan bisa rata-rata Rp300 ribu sebulan.

Sementara kalau pasang Wi-Fi di rumah, harga sama Rp300-an ribu sebulan.  Bedanya dengan Wi-Fi bisa sampai 3 orang pakai handphone atau laptop. Sedang kalau pakai paket data, hanya untuk 1 handphone atau bisa nebeng (tetring) sementara.

Wartawan Bangkotan dan Lika-Liku Kisah Wartawan, buku kumpulan tulisan dari berbagai media, di antaranya Kompasiana (sumber gambar: dok Nur Terbit)
Wartawan Bangkotan dan Lika-Liku Kisah Wartawan, buku kumpulan tulisan dari berbagai media, di antaranya Kompasiana (sumber gambar: dok Nur Terbit)

*****

Bagi pensiunan wartawan dari versi koran atau surat kabar seperti saya, di era digital sekarang ini akan jadi lain ceritanya. Ya sebab sudah tidak ada lagi gaji rutin bulanan dari kantor seperti ketika masih aktif. Hanya mengandalkan honor dari tulisan.

Ya sebagai upaya untuk mempertahankan hidup, sekaligus menyalurkan hobi menulis, tentu dengan tetap menulis. Di media mana saja yang membutuhkan tulisan.

Untungnya di era digital sekarang ini, banyak media menyiapkan porsi atau rubrik untuk ditulis oleh penulis dari luar. Maksudnya free lance, tentu dengan pembayaran fee (honor) tulisan sesuai dengan kemampuan masing-masing media.

Menulis apa saja dan di mana saja dengan tulisan yang (semoga) bermanfaat dan menginspirasi. Selain di media, apa yang sudah termuat bisa dijadikan buku. Tentu setelah semua tulisan tersebut dikumpulkan jadi buku.

Alhamdulillah sampai sekarang, sedikitnya ada lebih dari 10 buku berhasil diterbitkan dari kumpulan tulisan Nur Terbit yang pernah dimuat berbagai media, di antaranya Kompasiana.

Dari 10 judul buku tersebut, sebagian besar antologi alias keroyokan sejumlah penulis. Hanya 4 (empat) yang benar-benar full tulisan sendiri, yakni "Lika-Liku Kisah Wartawan" (PWI Pusat, 2020), "Wartawan Bangkotan" (YPTD, 2020), "Mati Ketawa Ala Netizen" (YPTD, 2020), "Menulis Sampai Tua" (YPTD, 2022).

Penulis Nur Terbit dengan buku hasil kumpulan tulisan (sumber gambar: dok Nur Terbit)
Penulis Nur Terbit dengan buku hasil kumpulan tulisan (sumber gambar: dok Nur Terbit)

Beberapa buku berisi kumpulan tulisan lainnya, siap diterbitkan dan sekarang sudah berupa dammi dan draft di komputer. Antara lain "WTS = Wartawan Tanpa Suratkabar", "360 Jam Menulis Tanpa Henti", "Kenangan Bersama Harmoko", "Catatan Dari Udik", "Mudik Dengan Kapal Laut".

Dari menerbitkan buku ini pun lumayan dapat duitnya. Meski untuk sementara ini hanya terbatas untuk menutupi ongkos cetak dan ongkos kirim karena pakai sistem "pre-order". Artinya pesan dulu, kemudian transfer uang, order cetak ke penerbit, setelah buku setelah dicetak lalu kirim balik ke pemesan. 

Begitulah perjalanan sederhananya sebagai penulis free lance yang bukunya belum pernah "best seller" hehehe...Tapi jika hanya mengandalkan honor dari tulisan, atau dari hasil penjualan buku secara "pre-order", tentu bakal tidak seimbang dengan pengeluaran bulanan untuk membeli paket data internet. 

Seperti yang saya sebutkan di atas, beli paket data 2,5 - 3 GB seharga antara Rp15 - 30 ribu untuk 1-3 hari, dalam sebulan bisa rata-rata Rp300 ribu sebulan. Sementara kalau pasang Wi-Fi di rumah, harga sama Rp300-an ribu sebulan.  

Ojo dibandingke? Jangan dibandingkan? Itu kata judul lagu yang dipopulerkan si Farel Prayogi. Tapi bagi saya, ya haruslah. Kita harus realistis menghadapi hidup di dunia yang penuh cobaan, tantangan dan perjuangan ini.

Bagaimana bisa kita mengetahui fakta dan kenyataan yang ada di depan kita, jika tidak ada obyek perbandingannya kan? Minimal harus ada indikatornya. Iya gak?

Sertifikat dari penerbit YPTD yang menerbitkan buku saya
Sertifikat dari penerbit YPTD yang menerbitkan buku saya "Wartawan Bangkotan" (sumber gambar: dok Nur Terbit)

Artinya, paling tidak honor tulisan yang terima ya minimal Rp300 ribu juga perbulan. Syukur - syukur diterimanya lebih dari jumlah tersebut. Nah, peluang untuk mendapat "keseimbangan" antara pengeluaran dan pemasukan itu,  kemungkinan bisa dicapai kalau menulis di Kompasiana. Chieeeh...

Ya...Semoga saja tulisan ini bisa menjadi perhatian dan pertimbangan bagi admin Kompasiana, untuk bisa diberi K-Rewards tulisan ini hehehe....terima kasih.

Salam #nurterbit Bks 260723

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun