Catatan Mudik (99) : MAKASSAR MOHON PAMIT, SAMPAI TAHUN DEPAN LAGI - Catatan : Nur TerbitÂ
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakuatuh. Saat diketik artikel catatan mudik ini, saya sedang di atas KM GUNUNG DEMPO, kapal milik PT Pelni, dalam pelayaran dari pelabuhan Soekarno Hatta Makassar menuju pelabuhan Tanjungpriok Jakarta, Jumat 26 Mei 2023. Km Dempo dari Manokwari, Papua dan transit di Makassar.
Kepada sahabat semua terutama pembaca Kompasiana dan para Kompasianer, mohon doanya semoga pelayaran ini berjalan lancar, aman, dan tiba dengan selamat di tempat tujuan. Aamiin.Â
Nanti kalau saya tiba di Jakarta atau sandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kita lanjut berdiskusi dan berkabar di Kompasiana ini.Â
Seperti ketika mudik dari Tanjung Priok ke Makassar Selasa 7 Februari 2023 lalu dengan KM Ciremai, kembali terulang pengalaman dimana tempat sudah diduduki penumpang lain.
Kali ini saya menempati 265, salah satu tempat tidur di Deck 5 Tengah Kanan. Faktanya sudah ada orang lain di sana, penumpang dari Manokwari, Papua, pasangan suami istri bersama anaknya. Saya mengalah ke tempat yang seharusnya mereka tempati di 269.
Padahal sudah jelas tertulis di dinding kapal, "Kepada para penumpang kami yang terhormat, agar menempati seat sesuai yang tertera di tiket.." Tapi faktanya? Seorang penumpang ngasih saran, seharusnya petugas kapal mengantar penumpang ke tempat masing2 sesuai tiket.
Banyak kejadian serupa seperti ini terjadi. Baik ketika mudik Jakarta - Makassar, maupun ketika balik dari Makassar - Jakarta sekarang ini. Saya melapor ke petugas dan petugaslah yang "mengusir"-nya.
Beberapa kisah unik, lucu, dan memprihatinkan terjadi. Seperti sendal tertukar di mesjid. Atau penumpang tiket tercecer lalu dijual lagi oleh orang lain (ini pengakuan buruh pelabuhan Makassar).Â
Ada juga pria penyandang disabilitas di atas kursi roda, dan pasangan kakek-nenek, napas "ngos-ngosan' membawa koper, naik turun tangga dan melintasi jembatan yang cukup jauh hingga naik tangga kapal.Â
Sungguh penumpang tersiksa benar. Saya kurang mengerti. Bagaimana konsep Pelindo Makassar -- sebagai penguasa pelabuhan -- terkait pengaturan terminal penumpang.
Nah sementara demikian dulu ceritanya. Nanti di episode berikut dari catatan mudik ini, saya berkisah2 lagi (syukur2 inspiratif) selama dalam pelayaran. Salam.
*(Nur Terbit)* #nurterbit
Maaf jika ada yang salah ketik, kacamata baca saya entah tercecer di mana hehehe....
#nurterbitjalan2 #mudiklebaran #telatatrusbalik #kmgunungdempo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H