Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Belajar Dari Video Haji yang Viral

13 Juli 2023   23:56 Diperbarui: 14 Juli 2023   00:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KALAU VIDEO SUDAH TERLANJUR VIRAL, BARU MUNCUL KLARIFIKASI 

* Sekitar Jamaah Haji Telantar- Catatan : Nur Terbit

Masih ingat dengan kasus jemaah haji Indonesia yang dikabarkan telantar di depan hotel di Arab Saudi saat menunaikan ibadah rukun Islam kelima?

Ya, pada Juni 2023 lalu. Tepatnya saat musim haji kemarin, masyarakat Muslim dunia terutama warga Indonesia dikejutkan oleh beredarnya video jamaah haji yang mengaku telantar, atau ditelantarkan.

Video tersebut dalam sekejap beredar di media sosial, terutama di grup Whats App (WA). Seorang jamaah pria dengan bersemangat "melaporkan" nasibnya yang (konon) diusir dari satu hotel tempatnya menginap bersama rombongan.

Celakanya, rata-rata jamaah yang mengaku "diusir" tersebut adalah termasuk jamaah lansia alias lanjut usia. Bisa dibayangkan, sudah jauh-jauh dari kampung, jauh dari sanak saudara di tanah air, kemudian terlantar depan hotel. Lansia pula, lagi beribadah pula.

Setelah beberapa waktu berlalu, hanya dalam hitungan jam, muncul video baru lagi. Kali ini, kembali seorang pria mengaku dari Kementerian Agama, penanggung jawab perjalanan haji pula, membantah video sebelumnya.

Lebih tepatnya, video klarifikasi. Isinya video tersebut bahwa apa yang dilaporkan di video pertama soal adanya jamaah telantar depan hotel, itu tidak benar alias hoax, alias bohong bin tidak benar bin laporan palsu. Lengkap kan?

Tapi agaknya masyarakat nampak sudah terlanjur kurang merespon atas video klarifikasi tersebut. Sebab seperti biasa, setiap kali ada cap atau kata "hoax" atau bohong, sudah tidak mujarab lagi. Orang lebih percaya video pertama. Ibarat penyakit kanker, diobati apapun tetaplah menjalar ke mana-mana.

Tak mempan dengan video klarifikasi, beberapa waktu kemudian muncul lagi video ketiga. Kali ini wajah pria yang pernah muncul di video pertama, hadir kembali di video ketiga.

"Kami, terutama saya, yang menyebarkan video mengenai adanya jamaah haji telantar, itu tidak benar. Saya mohon maaf. Tidak telantar tapi dipindahkan ke hotel yang lebih bagus," begitulah inti permohonan maaf dari video ketiga ini. 

Itu resume saya sendiri, atau kesimpulan sementara setelah saya ikut menonton video klarifikasi -- yang dalam dunia pers dikenal dengan"hak jawab" itu.

Lalu, kasus ditutup. Selesai. Ibarat film percintaan, berakhir dengan adegan "happy ending". Closed!

Saya dan keluarga di pesawat dalam perjalanan umrah Desember 2015 (dok pribadi)
Saya dan keluarga di pesawat dalam perjalanan umrah Desember 2015 (dok pribadi)

Hikmah yang bisa dipetik

Jadi benar kata pengacara Hotman Paris, kasus orang kecil itu biasanya baru bisa muncul ke permukaan, dan langsung menjadi perhatian orang besar (institusi terkait) jika kasus tersebut sudah diviralkan di media sosial.

Contohnya, kasus yang konon kabarnya jemaah haji Indonesia di atas. Awalnya dikabarkan telantar di Madinah, Arab Saudi, asal Kelompok Terbang (Kloter) 14 Luwu, Embarkasi Hasanuddin Makassar, Sulsel.

Artinya, mana bisa kita tahu di Indonesia persoalan "jamaah haji telantar" atau tidak di Arab Saudi, kalau tidak ada jamaah haji yang ngirim video dan jadi viral? 

Tabek, terlepas apakah sudah selesai persoalannya dengan dipindahkan ke hotel yang lebih baik, sudah selesai atau belum, tapi menurut saya ini memalukan Indonesia di mata dunia.

Lebih parah lagi, memalukan akan penanganan jamaah haji -- yang katanya ONH sudah naik -- tapi masih ada kasus "haji yang telantar". Artinya, ongkos naik, pelayanan seharusnya lebih meningkat.

Perlu segera ada penjelasan resmi dari pemerintah, cq Menteri Agama, yang punya domain dalam urusan haji, agar masyarakat Indonesia khususnya keluarga jamaah tidak resah, dan semua tahu persoalan yang sebenarnya, dan bagaimana penanganan yang baik, cepat dan tanggap dari pemerintah.

Nah dari 2 (dua) video yang sempat viral. Video Kesatu: keluhan jamaah yang merasa "telantar". Sedang Video Kedua adalah upaya "klarifikasi" dari pihak terkait setelah video sebelumnya jadi viral.

Pada akhirnya, kita semua terutama saya pribadi, harus belajar dari video haji yang viral tersebut. Betapa besarnya pengaruh media sosial.

Dengan media sosial, kita bisa tahu di Indonesia bahwa ada jemaah haji pria lansia tersesat saat berhaji, ada jamaah kakek-kakek lagi di pesawat terbang minta turun karena lupa memberi makan ayamnya di kampung.

Yang terbaru, ada jamaah wanita baru turun dari pesawat sudah langsung pamer perhiasan emasnya berkilogram menempel di badan, dan banyak lagi hehe..

Salam #nurterbit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun