Ada juga yang sekedar mampir ke masjid, ada juga yang sengaja berkunjung ke masjid saat dinas ke luar negeri. Tidak termasuk kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah atau Masjidil Haram di Mekah saat haji dan umrah.
Banyak juga yang dulu-dulu dinas ke luar negeri, tapi belum ditulis, juga catatan jalan-jalan. Kalau ditanya bagaimana proses kreatifnya? Ya boleh dibilang ini karena hobi menulis saja. Proses kreatifnya dari dulu memang begitu.
Bang Nur : Dari pengalaman Pak Taufik, ada perbedaan nggak cara dan proses menulis zaman kolonial dulu dengan era milenial sekarang ini?
Pak Taufik : Saya mulai serius menulis pada awal tahun 2010. Masih belum secanggih sekarang. Dulu masih susah beli kamera foto, sekarang cukup pakai handphone yang fasilitas dan kualitas fotonya tidak kalah dengan kamera digital.
Bang Nur : Apa harapannya kepada penulis muda dan milenial sekarang?
Pak Taufik : Kita semua masih punya harapan kepada penulis muda. Sekarang banyak fasilitas, wadah untuk belajar menulis, sehingga lebih mudah membangkitkan semangat kita dalam menulis.
Bang Nur :Â Banyak peluang dan fasilitas tersedia untuk bisa menulis, terus bagaimana Pak Taufik mempertahankan semangat dan konsistensi dalam menulis?
Pak Taufik : Yang penting adalah menjaga konsistensi. Harus dimulai dari sekarang, apalagi sudah ada penerbit seperti Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan yang membantu memfasilitasi dari mulai cover buku, pengurusan ISBN (nomor registrasi buku dari Perpustakaan Nasional).
*****