Membumikan Isu Ketenagakerjaan Cara Erwan Mayulu
Teman Bang Nur, seorang mantan wartawan Jawa Pos bernama Nasmay L. Anas, sempat galau menyusul adanya peristiwa bentrokan Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina yang banyak pihak menganggap "itu tidak masalah".Â
Betapa tidak, tulis status Bang Nasmay di akun Facebooknya, ternyata Sabtu (14/1/2023) malam lalu, bentrok berdarah itu akhirnya pecah juga. Antara TKA Cina dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), 3 (tiga) nyawa melayang, 2 (dua) orang TKI dan satu orang TKA Cina.Â
"Kalau saja, sejumlah kekhawatiran itu ditanggapi sebagaimana mestinya, tentu bentrokan berdarah itu tidak akan terjadi. Sayangnya, semua diabaikan. Semua dianggap remeh. Gerudugan ribuan Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina itu dianggap tidak masalah," tulis Bang Nasmay.
Karena itu, karuan saja perhatian publik tertuju ke pabrik smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, itu. Yang mempekerjakan begitu banyak TKA Cina. Di samping juga TKI asal Morowali sendiri maupun dari daerah lain. Â
Akibat berikutnya, tiga blok tempat tinggal TKA dan 1 blok pengamanan obyek vital terbakar. Termasuk delapan unit kendaraan. Lalu tidak kurang dari 69 orang TKI ditangkap pihak berwajib. Setelah mengerahkan ratusan personel TNI dan Polri.
Isu soal ketenagakerjaan hingga saat ini terasa memang masih terpinggirkan. Umumnya yang jadi viral berita seputar penetapan UMP atau demo buruh tentang upah atau PHK.Â
Baru sekarang, isu tenaga kerja bergeser soal bentrokan antartenaga kerja. Salah satu contoh terbaru, ya peristiwa bentrokan TKA Cina dengan TKI Indonesia.
Jauh sebelum munculnya kasus TKA China di Morowali Utara, Sulawesi Tengah itu, Bang Erwan Mayulu, teman Bang Nur yang lain dan kebetulan juga wartawan, pemerhati naker, juga sudah lama mengamati melalui buku yang dia tulis "Membumikan Isu Ketenagakerjaan".
Buku karya Erwan ini, mencoba mengetengahkan sisi lain isu ketenagakerjaan. Berbagai kumpulan tulisan berupa pandangan dan ulasan isu-isu tertentu ketenagakerjaan.Â
Bagaimana, misalnya, peluang kerja di kawasan industri raksasa Batang, Jawa Tengah bagi penduduk Batang seperti yang diamati Bung Erwan Mayulu.
"Jangan sampai pencari kerja Batang malah jadi penononton. Dunia kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas," dalih wartawan yang lama meliput berita politik di gedung DPR RI Senayan ini.
Erwan juga mengamati bagaimana memanfaatkan  peluang kerja di luar-negeri. Pekerja migran Indonesia sudah mulai masuk pasar kerja di Inggeris dan Skotlandia.Â
Ribuan peluang kerja di sektor formal ada di Malaysia serta kesempatan magang di Jepang. Sementara ribuan tenaga kerja mandiri (TKM) dengan usaha ultra mikro, mikro dan kecil berhasil bangkit di masa Pandemi. Dan isu-isu lain yang layak dibaca.Â
"Tujuan penulisan buku 'Membumikan Isu Ketenagakerjaan' ini tidak lain adalah keinginan membumikan isu-isu ketenagakerjaan," kata pria kelahiran Gorontalo ini.
Isu-isu KetenagakerjaanÂ
Buku kumpulan tulisan Erwan Mayulu ini, diterbitkan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) pimpinan Kombes Pol (P) H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si.
Penerbit YPTD yang secara khusus menampung apreasiasi penulis dan pengarang, terutama yang kesulitan menemukan penerbit buku.
Buku 'Membumikan Isu Ketenagakerjaan' ini terdiri dari 8 bab mengulas masalah Potensi Pekerja Sektor Maritim dan Magang di Luar Negeri, Remitansinya Mencapai Rp 150 Triliun per Tahun!
Perlindungan yang Lebih Baik
bagi ABK Niaga dan Perikanan, Komitmen Perluasan Kesempatan Magang ke Luar Negeri, WFG Jepang Butuh 25.000 Peserta Pemagang dari Indonesia.
Selanjutnya, penulis buku ini Berharap Bangkitnya Penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Luar Negeri, Indonesia Bakal Tempatkan Lagi PMI Domestic Worker ke Arab Saudi.
Indonesia --- Saudi Integrasikan Aplikasi Siap KERJA - MUSANED, Taiwan Naikan Upah PMI Domestic Worker Jadi Rp9,9 Juta/Bulan.
Tentang Penulis Buku
Erwan Mayulu lahir di Gorontalo pada 6 Juni 1962. Pendidikan dari SD hingga SMEP ditempuh di kota kelahiranya dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMEA Negeri Jember, Jawa Timur dan sempat mendaftar kuliah di salah satu universitas di kota itu.Â
Kemudian hijrah ke Jakarta melanjutkan kuliah sambil bekerja di media. Lulus sarjana dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia (STIE-BI), Jakarta.Â
Sejak 1985 bekerja di Harian Terbit, Jakarta. Sebagai wartawan, telah banyak mendapatkan tugas jurnalistik ke berbagai daerah dan luar negeri.Â
Salah satu tugas jurnalistik bersejarah adalah liputan Perang Teluk saat Amerika membombardir Irak pasca Irak menganeksasi Kuwait pada 1990. Serta menjelajah daerah konflik di kota Yerusalem dan sekitarnya, Palestina.Â
Ikut menulis di buku Antologi "Pulih Bersama Bangkit Perkasa", Gagasan Optimis dari Indonesia untuk Kebangkitan Dunia Pasca Pandemi Covid-19, terbitan Perpustakaan Nasional (2022).Â
Penerbitan itu dimaksudkan mensukseskan event Presidensi G20 di Bali, November 2022. Buku pertama ditulis adalah Buku Antologi "Serotan Pers Tentang Ketenagakerjaan" pada 1993, diterbitkan oleh Penerbit PWI Jaya, kolaborasi tulisan beberapa wartawan senior.Â
Pengalaman kerja di luar media, pernah menjadi direktur PT Jaya Lima Utama, perusahaan jasa penempatan tenaga kerja dan manajer pada perusahaan travel PT Gelora Indah, Jakarta.Â
Di organiasi sosial kemasyarakatan duduk sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depinas SOKSI) periode tahun 2020-2025. ***
Salam : Nur TerbitÂ
Blog, YouTube, Instagram, Twitter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H