Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Kenapa Terjadi Banjir di Sulsel?

19 November 2022   17:53 Diperbarui: 19 November 2022   18:30 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Longsor dan banjir di Sulsel (foto thumbnail channel YouTube Nur Terbit)

Suara telepon genggam di kamar memanggil, Jumat malam pukul 20.36 WITA pada 18 November 2022 itu. Telepon dari kakak perempuan sulung saya dari kampung. Ada apa gerangan?

Ternyata, keluarga mengabarkan kalau Kota Makassar dan sekitarnya, juga beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, kini sedang dilanda banjir besar.

Ingatan saya kembali disegarkan ke tahun 1970-an, ketika saya masih sekolah SLTA di Kabupaten Maros, sekitar 20 km dari rumah orang tua atau sekitar 30 km arah Utara Kota Makassar

Sekali waktu sekolah kami diliburkan. Itu karena banjir menggenangi halaman sekolah dan air ikut masuk "belajar" ke ruang kelas. Ketika air mulai surut, masih tetap harus naik rakit ke sekolah.

Bukan hanya itu. Untuk sampai ke sekolah, dalam perjalanan dari rumah harus melintasi jalan raya yang di kiri kanannya membentang perawahan. 

Saat musim hujan itulah, air persawahan terkadang meluap dan "menyeberang" ke areal persawahan di sebelahnya, melintasi jalan raya. Kendaraan terutama roda dua, tak berani menerobos banjir karena takut mesinnya mati.

Kini kejadian banjir pada puluhan tahun tersebut, kembali terulang. Genangan air pun semakin meluas. Bukan hanya singgah di Kabupaten Maros, tapi juga beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kembali ke lokasi banjir di tempat kelahiran kami di Sudiang, selain menyampaikan kabar "bencana" tersebut, keluarga kami juga silih berganti mengirim foto, video, mengenai situasi terkini yang terjadi dari lokasi banjir di sana.

"Rumahku kodong, sudah masuk juga air, lewat pintu depan sampai saya kewalahan mendorong keluar. Tapi airnya tetap juga masuk, nakalaka, masukmi lagi di kamar, terlambatka sumbatki kain di pintu kamar," kakak perempuan sulung saya mengabarkan.

"Di depan TV di ruang tengah, air masuk sampai setinggi mata kaki orang dewasa. Sekarang dodongma, belum sempatka lagi makan malam," suara kakak, yang kini tinggal sendirian di rumah. 

Suami kakak meninggal setahun lalu. Putera satu-satunya sudah berkeluarga dan pisah rumah. Celakanya anak tunggal kakak saya ini, tak bisa datang membantu. Rumahnya juga kebanjiran.

"Rumah mertuanya yang Abdi tempati lebih gawat lagi, karena di kamar tamunya air sampai tinggi betis orang dewasa. Dia janji besok pagipi bedeng baru datang," kata kakak.

Jalan tol di Makassar juga tergenang banjir (foto kiriman warga/Nur Terbit)
Jalan tol di Makassar juga tergenang banjir (foto kiriman warga/Nur Terbit)

Sang kakak ini menyadari kalau dirinya hidup sendirian di rumah. "Saya sendiri teruska kodong, mau apalagi, sudah takdir begini".

"Akkalisi'mi pala' bangkengku napakamma dingin," kata kakak perempuan saya lagi, dalam bahasa Makassar, artinya "sudah mengkerut telapak kakiku karena kedinginan berendam di air banjir".

SULAWESI SELATAN MENANGIS

Sejak beralih ke televisi digital, kami sekeluarga di rumah tidak pernah lagi menonton. Televisi kami masih analog alias jadoel. Tak lagi bisa nonton sinetron kesukaan istri, dan siaran berita yang rutin saya tonton.

Beberapa hari ini, baru saya tahu kalau Kota Makassar dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan "dikepung" banjir. 

Selain banjir, juga longsor dan sejumlah rumah hanyut. Itu terjadi setelah di beberapa kabupaten dan kota di Indonesia bagian timur ini, dilanda hujan yang diduga paling deras terjadi Kamis 18 November 2022.

Sebut saja misalnya, bencana longsor parah di Malino, tepatnya di jalan poros Kota Makassar - Kabupaten Sinjai lanjut ke Kabupaten Bone di Propinsi Sulawesi Selatan.

Longsor di jalan Gowa - Malino (foto kiriman warga/Nur Terbit)
Longsor di jalan Gowa - Malino (foto kiriman warga/Nur Terbit)

Sementara di pinggiran Kota Makassar seperti di jalan menuju Asrama Haji Sudiang, juga Perumahan Residen yang menjadi tetangganya, penghuninya dibikin panik oleh banjir.

Seorang anak sempat dikabarkan hanyut terbawa oleh arus deras air banjir.

"Alhamdulillah, anak tersebut dikabarkan di bawah arus deras, tapi sudah berhasil diselamatkan," kata Ilham Ilo, Sekretaris Kelurahan Sudiang, Biringkanaya, Kota Makassar.

Menurut Rahmat Sila, warga setempat, jalan protokol di depan Pai 1, genangan air sudah mencapai lutut orang dewasa. "Banyak motor mogok," katanya.

"Saya sendiri rencana dari Makassar mau ke Maros, belum bisa lolos melewati Pasar Bulu-bulu karena jalan raya tergenang banjir," tambah Dadang.

Menurut cerita Ilham Ilo, Sekretaris Lurah Sudiang, Tim Basarnas dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin bersama warga dan pemerintah Kelurahan Bakung, sudah turun ke lokasi banjir.

Sambil mencoba berkelakar,
Haji Oyo Makassar mengatakan, banjir juga tak luput menggenangi Jalan Tol Reformasi. Jalan tol ini menghubungkan Kota Makassar menuju bandara Sultan Hasanuddin di Maros.

"Sudah tidak ada natakuti itu airka, biar kantor polisi juga namasuki tong, apalagi kalau rumah warga biasaji, aih...," kata Akbar Amir.

13 KELURAHAN TERENDAM,
598 JIWA MENGUNGSI

Mengutip pemberitaan media di Kota Makassar, khusus banjir di "Kota Daeng" Sulawesi Selatan (Sulsel), terjadi di 13 kelurahan dari 2 kecamatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar melaporkan total ada 598 jiwa kini mengungsi (detikSulsel, Jumat 18 Nov 2022).

Sementara berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, hingga pukul 19.00 Wita, Jumat (18/11/2022), banjir terparah terjadi di Kecamatan Biringkanaya. Total ada 9 kelurahan yang terdampak banjir.

Adapun lokasinya masing-masing di Kelurahan Katimbang: Kodam 3, BTP Blok AF, BTP Blok AE, dan Perumahan, Kelurahan Paccerakkang: Kompleks Buka Mata, Mangga 3, dan Kompleks Gubernur Sulsel, Kelurahan Berua: Kompleks Depag dan Berua Indah, Kelurahan Laikang: Perumnas Sudiang, Bumi Permata Sudiang II, dan Permata Sudiang Raya.

Selanjutnya Kelurahan Bulurokeng: Kompleks Caddika, Kelurahan Sudiang Raya: Gelora Pa'jaiyyang, Kelurahan Sudiang: Kompleks Puri Pa'tene, Kelurahan Pai: Kompleks Pai 1, serta Kelurahan Bakung: Grand Sudiang Residence dan Kompleks Tirasa.

Dari 9 kelurahan tersebut, total ada 143 kepala keluarga (KK) atau 452 jiwa yang kini mengungsi di 3 titik pengungsian.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto telah menetapkan status siaga banjir di Makassar. Danny memerintahkan seluruh camat dan lurah untuk turun langsung ke lapangan melakukan penanganan banjir di wilayahnya.

BMKG Makassar memprediksi Sulsel dilanda cuaca ekstrem hingga akhir November 2022 ini.

"Semua harus siaga banjir," kata Danny kepada wartawan. Selengkapnya berita banjir bisa dibaca di sini: Update Banjir di Makassar.

Sedang secara umum Provinsi SULAWESI SELATAN, terjadi bencana banjir, longsor, rumah hanyut terjadi di beberapa kabupaten dan kota di Indonesia bagian timur ini. Hujan paling deras terjadi Kamis 18 November 2022 seperti berikut ini: SULAWESI SELATAN MENANGIS !


Salam : Nur Terbit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun