".....Supaya tidak merasa ikut-ikutan, kini saya mau bercerita tentang masjid saja. Meski foto yang saya posting ini dikala jumatan minggu lalu, saya mau cerita masjid secara umum dan singkat".Â
"Judulnya pun "Pada Sebuah Masjid". Menyontoh judul novel NH Dhini, "Pada Sebuah Kapal". Masjid memang akrab bagi kehidupan banyak orang.."
"Saya menulis buku "Berpuasa" yang lokusnya di masjid ketika kecil. Sedang AA Navis pernah menulis cerpen yang fenomenal berjudul "Robohnya surau kami".Â
"Inspirasi masjid ini muncul, karena kemarin ada yang memposting tentang masjid yang memuliakan tamu. Menerima tamu untuk bermalam, bahkan menyediakan kasur segala".Â
"Padahal banyak masjid yang membuat pengumuman dilarang tidur di masjid. Kenapa saya terkesan? Dulu ketika melanjutkan rantau dari Bandung menuju Yogyakarta, saya menghadapi persoalan seperti ini".Â
"Karena tak punya sodara di Kota Gudeg itu, saya tidak punya tujuan yang jelas. Di Bandung saya akrab dengan masjid Salman, sehingga saya berniat untuk mencari masjid tempat menginap kalo sampai di Yogya (maklum kantong cekak). Untunglah akhirnya ketemu orang baik".Â
"Nah, begitulah singkatnya cerita tentang masjid ini. Tentu akan semakin kaya ketika anda juga memberi sumbangan cerita. Kalau tidak, ya cukup di like saja. he...he..he..
Artikel aslinya DI SINI
Tergoda dengan status FB Pak Aritonang, saya pun teringat masa remaja saya di kampung. Lalu menuliskannya di kolom komentar beliau seperti di bawah ini :
"Ada pengalaman saya tentang mesjid. Waktu di kampung (Makassar Sulsel) tak jauh dari bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan saya masih muda, saya termasuk anggota remaja mesjid yang aktif. Dalam arti yang sebenarnya: "aktif tidur dan menginap" di mesjid