Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Mengenang "Daeng Jaga", Penulis Buku Syekh Yusuf Al-Makassary

7 September 2022   00:14 Diperbarui: 7 September 2022   00:17 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaluddin Azis Paramma Daeng Jaga (foto dok : Nur Terbit)

Mengenang "Daeng Jaga", Penulis Buku Syekh Yusuf Al-Makassary - (Catatan : Nur Terbit).

Nama lengkapnya: Jamaluddin Azis Paramma Daeng Jaga. Tapi kami sering memanggilnya "Daeng Jaga". Waktu beliau masih aktif sebagai pemerhati seni dan budaya terutama etnis Bugis-Makassar, saya sebagai wartawan daerah ketika itu (1980-1984), sering mampir di kantornya di Taman Budaya, Benteng Ujungpandang (sekarang Makassar). 

Seniman dan budayawan "Kota Daeng" pada masa 1980-an, juga tidak sedikit yang mengenal sosok dan sepakterjang beliau di dunia yang berkaitan dengan budaya daerah Sulsel.

Beliau ketika itu memang adalah Kepala Taman Budaya Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 1999 sampai memasuki masa purna bhakti September 2004.

Sebagai Kepala Taman Budaya, saya sering berdiskusi dengan "Daeng Jaga" sambil wawancara soal budaya untuk konsumsi berita di media tempat saya bekerja sebagai koresponden koran nasional, atau surat kabar yang terbit di Ibukota Jakarta.

Jamaluddin Azis Paramma Daeng Jaga, lahir 18 Agustus 1984 di Taeng, Kabupaten Gowa. Sempat menjadi guru sampai tahun 1970.

Sekitar tahun 2000-an atau 22 tahun silam, beliau pernah mengunjungi saya ke Laikang, satu kampung kecil di Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Dia mampir ke rumah Puang Ngolle/Puang Lantik (almarhum mertua perempuan dan laki-laki saya) begitu mendengar saya lagi pulang mudik lebaran ke Makassar.

Ketika beliau mendengar saya lagi pulang mudik lebaran ke Kota Anging Mammiri tahun 2000-an atau 22 tahun silam itu, Daeng Jaga sengaja jauh-jauh datang dari kediamannya di Pao-Pao Kabupaten Gowa, untuk bersilaturrahmi ke Sudiang, di Utara Kota Makassar yang berbatasan dengan Kabupaten Maros. 

Dalam kunjungannya itu, beliau membawa 3 (tiga) buku karangannya sebagai oleh-oleh dia untuk saya jika balik ke Jakarta. Buku yang berisi tentang "Tuanta Salamaka, Syekh Yusuf Al Makassary, penyebar Islam di Sulsel". 

Buku pertama karangannya yang dihadiahkan ke saya adalah "Syekh Yusuf Al-Makassary (Putra Makassar) - Penerbit Nala Cipta Lierra, Oktober 2007. Isi buku mengenai riwayat hidup singkat, keturunan, dan ajaran Syekh Yusuf.

Syekh Yusuf Al-Makassary, seperti dikisahkan Daeng Jaga, adalah seorang putra Makassar yang mempu menembus dunia membawa kebesaran ilmu Islam, pejuang teladan, anti rasialisme, dan seorang musuh besar kompeni Belanda.

"Terbitnya berbagai buku tentang Syekh Yusuf, memberi motivasi untuk menyajikan berbagai informasi seputar potret diri Syekh Yusuf, keturunannya," tulis Daeng Jaga.

Selain itu, Daeng Jaga melihat ada nilai-nilai luhur yang dapat menjadi benang merah untuk mengenali konsepsi ajaran tasaufnya yang mungkin dapat membawa setiap insani menjadi pribadi yang memiliki ilmu Islam secara kaffa, "tentu, bila pembaca berkenan menyimaknya," kata Daeng Jaga.

Buku kedua yang diberikan kepada saya adalah "Konsepsi Ajaran Tasawuf Syekh Yusuf Al-Makassary (dinukil dari karya-karya utama Syekh) - Penerbit Orbit Jakarta.

Buku ketiga adalah "Menyingkap Tabir Budaya Islam Makassar" - Penerbit Orbit Jakarta, 2011, merupakan penelusuran Daeng Jaga dalam budaya Makassar ke relung-relung kehidupan masyarakat Makassar, dari realitas kesehariannya sampai kepada sejarah peradabannya.

Selain itu, Daeng Jaga juga menulis buku tentang "Kearifan Nagari Makassar", "Rumah Adat Makassar", juga "Seni Pertunjukan Tradisional Makassar", karya seni "Drama Perang Makassar (tiga babak), drama tari "Syekh Yusuf", dan "Bulan Sumara" (kumpulan puisi Makassar).

Tiga buku karangan
Tiga buku karangan"Daeng Jaga" yang diberikan kepada saya sebagai kenang-kenangan (foto : Nur Terbit)

Dari ketiga buku Daeng Jaga yang diberikan kepada saya seperti diulas di atas, hingga saat ini masih saya koleksi di perpustakaan pribadi di Jakarta. Buku tersebut, saya harus baca kembali, meski baru saja saya dapat info bahwa hari ini Selasa Subuh 6 September 2022, Daeng Jaga (lahir 18 Agustus 1948) telah berpulang ke Rahmatullah dalam usia 74 tahun. Innalilahi wa innalillahi rojiun. Turut berduka cita. 

Belakangan kami baru tahu, antara kami dan Daeng Jaga, ternyata masih ada hubungan keluarga dari kakek kami dan kakek Daeng Jaga. Kami sama-sama masih sebagai anak cucu para Gallarrang, yakni perangkat pemerintahan setingkat Walikota/Bupati di era Kerajaan Gowa.

Kami anak cucu Gallarrang Sudiang, sementara Daeng Jaga adalah anak cucu Gallarrang Samata. Itu sebabnya kemudian, masing-masing kakek kami ada yang "menjodohkan" anak cucu mereka. Tante atau bibi dari Daeng Jaga misalnya, diperistri oleh saudara sepupu saya juga.

Keluarga pun berkumpul di rumah duka di Pao-pao, Gowa, Sulsel. Bukan bersilaturahmi pasca lebaran haji, tapi mengantar ke tempat peristirahatan terakhirnya Daeng Jaga.

Saya dan keluarga yang kebetulan berada di perantauan sejak 1980-an, dari jauh hanya bisa mengirimkan doa dan surah Al Fatihah buat almarhum. Selamat jalan Daeng Jaga! Anda adalah orang baik #nurterbit

Salam, Nur Terbit 

Blog :  Nurterbit.com : 

Channel YouTube: Nur Terbit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun