Saya juga sudah menuliskan kisahnya di Kompasiana, bisa di baca di link ini: Begini Cara Grup Musik SLANK Lepas dari Narkoba
Bunda Ifet, wanita berkacamata dan selalu tampil memakai kerudung ini, memang selalu berada di belakang panggung. Dialah manajer Slank.Â
Sekali waktu di medio Desember 2011, saya bertemu dengan anak band dari Gang Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan ini dalam acara launching albumnya.
Bunda Ifet juga hadir di sana. Saat anak asuhannya ini duduk berderet dalam satu meja di depan sejumlah wartawan hiburan -- saya hitung2 ada tiga puluhan dari media elektronik plus kameramen -- Bunda Ifet terlihat hanya mengawasi dari kejauhan.Â
"Bunda Ifet,?" sapa saya sambil mengulurkan tangan bersalaman, saat peluncuran album baru Slank: "Anthem For The Broken Hearted" di stasiun TransTV, Mampang, Jakarta Selatan.
Sang Bunda hanya manggut-manggut, sambil memainkan jemarinya di atas keypad blackbery warna hijau - gadget zaman itu.
Saat pertanyaan diajukan, bagaimana perasaan Bunda dengan suksesnya Slank menembus pasar rekaman di Amerika? Mulailah wanita yang pernah peraih penghargaan Perempuan PKS ini pun angkat bicara.Â
"Saya bangga, Slank akhirnya bisa go internasional," katanya. Bunda memang ikut tour Slank di 15 kota di Amerika. "Bunda melihat, penonton bule sangat antusias, mereka sangat respon".Â
Yang lucu, kata Bunda, saat menjelang pentas Slank, Bunda termasuk yang sibuk mempromosikan "album rock" berupa CD/DVD Slank ke para bule di sana.Â
"Awalnya, mereka cuek, eh habis nonton konser Slank, rame-rame minta beli. Wah asyik juga nih musik rock anak muda Indonesia, kata Bulenya," cerita Bunda sambil tertawa.Â