Yang juga surprise bagi saya, bertemu juga dengan 3 senior saya :
1. Hamdan Zoelva : pengacara, praktisi hukum, aktivis, hakim dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), juga pimpinan salah satu ormas Islam, dan penggagas berdirinya Asosiasi Advokat Pemantau Pemilu Jujur dan Adil (ADPRIL).Â
Hamdan bercerita, sekali waktu dia diundang sebagai narasumber atau bintang tamu salah satu program acara talk show secara live di satu stasiun televisi swasta. Tema obrolannya cukup seksi, terkait masalah penegakan hukum di Indonesia.
Di tengah diskusi di televisi tersebut, dua di antara narasumber yang hadir (tidak etis disebutkan namanya di sini), tiba-tiba bersitegang dan berlanjut nyaris adu jotos. Mana acaranya "live" alias siaran langsung lagi.
"Sayalah yang memisahkan dua tokoh yang nyaris berantem di depan kamera itu. Keduanya saling mempertahankan pendapat dan argumen masing-masing," kata Hamdan.
2. Juju Purwantoro : pengacara yang banyak membela tokoh-tokoh yang dituduh intoleran, radikal, kadrun, teroris, dll seperti Habib Rizieq Shihab (RHS), Napoleon Bonaparte, Munarman dan terbaru mendampingi Edy Mulyadi.
Pria yang selalu tampil dengan penutup kepala ala khas Taliban ini, juga menduduki posisi sebagai Vice President di DPP Kongres Advokat Indonesia (KAI) selain menjabat Ketua Bidang Advokasi-Hukum DPP Parpol UMMAT.
3. Kawiyan Tjakjan : wartawan senior, penulis buku, pernah eksis di beberapa stasiun televisi swasta, sering liputan bareng, kini duduk sebagai "pejabat negara" di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi DKI Jakarta.