Kang Agus di liputan barunya ini, bahkan menjabat Koordinator Wartawan Unit Departemen Perhubungan. Dikenal sebagai sosok yang bersahaja, mudah bergaul, humoris, dan....ganteng.
Kang Agus juga termasuk salah satu wartawan bidang perhubungan, yang ikut diundang bersama Dirjen Perhubungan Laut ke Jerman melihat dari dekat pabrik pembuatan kapal laut di sana.
Di galangan kapal Jerman inilah, kemudian PT Pelni membeli kapal untuk memperkuat armadanya. Saat itu, Dirjen Perhubungan Laut Departemen Perhubungan (kini Kementerian Perhubungan) dijabat oleh Fanny Habibie, adik kandung Pak Habibie, Presiden RI ke-3.
Beberapa tahun kemudian, tidak disangka, tiba-tiba Agus "dikaryakan" oleh Pos Kota untuk posisi Redaktur Pelaksana (Redpel) ke Harian Terbit, tempat saya berkantor waktu itu. Kami pun jadi satu tim di media yang sama.
Selain Kang Agus ke Harian Terbit, juga ikut dikaryakan sebagai Redpel adalah Bang Kamsul Hasan, Mas Bagus Sudarmanto, almarhum Mas M Djoko Yuwono, Mas Joko Lestari.Â
Khusus Mas Sudarmanto, belakangan jadi Pemred Harian Terbit menggantikan almarhum H. Hadikamajaya. Saat ini, Mas Sudarmanto sudah profesi ganda. Selain masih tetap praktisi media, juga dosen atau staf pengajar sebagai doktor bidang komunikasi, sekaligus kriminolog.
Dalam kenangan Mas Sudarmanto, masih sempat menggelar pertemuan terakhir, Jumat 15 April 2022 di SMB, atau tiga hari sebelum ajal menjemput Kang Agus.
Saat itu bukber --- almarhum jadi imam solat Mahgrib di musolah yang ada di mall --- lanjut ngobrol hingga jam 23.00.Â
"Saat pulang, saya sama Mas Joko Waluyo jalan duluan karena Grab Car dah nongol. Almarhum duduk di bangku lobi atrium SMB (Summarecon Bekasi Mal?), nunggu grab sendirian. Agak gelap dan dah sepi. Dah pada tutup..," tulis Mas Sudarmanto.
Kembali ke Kang Agus. Di Akang kemudian mengembangkan karier dan buka usaha setelah keluar dari Pos Kota dan Harian Terbit. Kang Agus menerbitkan media sendiri, TRANS versi tabloid dan online, spesial liputan bidang perhubungan dan transportasi.