Semua kebaikan yang kita lakukan, akan selalu ada balasannya dari Allah. Saya yakin itu. Entah kapan waktunya ketika kita sudah berbuat, dan entah kapan pula balasan itu datang.
Kadang-kadang kita tidak tahu rezeki datangnya dari arah mana, dan melalui tangan siapa. Atau diantar melalui aplikasi ojek online yang mana? Tidak ada yang tahu.
Misalnya kita sudah bekerja keras, keringat ikut bercucuran, sampai tulang-tulang ikut "dibanting", tokh hasilnya tetap masih nihil. Masih lebih besar "pasak" dari pada "tiang". Masih lebih banyak "cicilan kreditan" yang nunggak dari pada pendapatan hehe..
Benar kata orang, rezeki itu tidak pernah tertukar. Rezeki kamu, rezeki saya.
Tapi tetap ingat, rezeki itu harus dicari, bukan ditunggu sambil rebahan. Harus "ora et labora". Berdoa, berusaha, dan tetap berikhtiar.
Misalnya. Kalau memang itu rezeki untuk saya, ya pasti akan sampai ke tangan saya juga. Bukan ke orang lain. Itu sudah janji Allah, bukan janji "Alay" yang suka PHP-in orang. Bukan. Itu mah seribu janji kau menanti, sejuta kali kau tetap dibohongi.
Yakinlah. Rezeki itu tidak akan tertukar. Sebaliknya, kalau bukan rezeki itu untuk saya, pasti tidak bakal berkah. Contohnya, makanan yang sudah ada di tenggorokan kita pun, akan tumpah keluar. Kenapa?Â
Ya mungkin karena rezeki orang lain kali yang kita makan? Hak orang yang kita "embat". Makanya gak berkah, dan tak mau turun di kerongkongan. Malah "balik kanan" dan tumpah keluar.
Sekali waktu, masih di awal puasa Ramadhan ini. Saya seperti kehilangan kendali saat berbuka puasa maupun saat sahur. Semua yang terhidang di meja makan hasil racikan isteri, semuanya mengundang selera.Â