Masjid Nurul Islami di komplek Islamic Center Kota Bekasi, Jawa Barat, cukup ramai dengan kegiatan keagamaa selama bulan Ramadhan. Sama dengan kegiatan tahun sebelumnya.
Menurut sejarahnya, masjid yang berada di dalam komplek Islamic Center ini, juga dikenal sebelumnya dengan nama Masjid Amalbakti Muslim Pancasila.Â
Kemudian dalam perjalanannya, berganti nama menjadi Masjid Islamic Center, dilanjutkan pengelolaannya oleh Yayasan Nurul Islam KH Noer Alie sejak era Sukomartono memimpin Bekasi.
Masjid yang terletak di Jalan Ahmad Yani, dekat pintu Tol  Bekasi Barat ini, awalnya dibangun saat masa kepemimpinan Pak Harto, atau Soeharto, Presiden Indonesia kedua di era Orde Baru.
Menurut infonya, sudah ada 999 masjid serupa yang dibangun sampai tahun 2009 di seluruh Indonesia melalui Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila.Â
"Semoga menjadi amal jariah para pembangunnya, Aamiin," komentar salah seorang jamaah masjid ini, Haji Chotim Wibowo, kepada penulis, Jumat 15 April 2022.
Catatan di prasasti masjid yang ditandangani Presiden Soeharto, saat ini sudah tak jelas tanggal tahunnya. Tapi, mungkin sekitar tahun 1982-an saat diresmikannya.
Mengutip artikel di situs khazanahmasjid.com, sejarah pembangunan masjid Nurul Islam ini diprakarsai oleh KH Noer Ali. Beliau adalah salah satu ulama yang digelari pahlawan nasional asal Bekasi.
Kala itu, beliau mengusulkan pendirian pusat keislaman di kawasan Bekasi kepada dua orang paling berpengaruh ketika itu di Bekasi, yakni Bupati Bekasi H. Suko Martono dan Ketua DPRD II Kabupaten Bekasi H. M. Roesmin.
Usulannya tersebut mendapat sambutan baik dari dua orang tokoh tadi, serta dari sejumlah kalangan masyarakat. Maka segeralah dibentuk kepanitiaan proyek pembangunan masjid dan Islamic Center di Bekasi pada 1990-an.
Akhirnya, Masjid dan Islamic Center mulai dibangun pada akhir tahun 1990 dengan penyumbang utamanya yakni Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila.Â
Adapun proses perampungan masjid dilakukan pada Juli 1993, lalu diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto.
"Ngadem" di Masjid
Siang itu, Haji Chotim, wartawan senior di Bekasi, merasakan udara begitu menyengat saat dirinya memutuskan "ngadem" di Masjid Islamic Center, Bekasi, sambil menunggu Dhuhur.
Di dalam masjid memang adem atau sejuk. Apalagi kondisi luar masjid yang terbuka menjadikan hawa panas. Rasa 'mak nyes' begitu terasa saat masuk masjid.Â
Mungkin sama seperti di masjid lain, saat siang begini banyak yang istirahat. Tidur dan tiduran di teras maupun di dalam masjid.Â
Sejumlah santri Islamic juga tampak lelap dengan Alquran masih ada di dekatnya.Â
Sementara, jamaah tamu tampak berusaha istirahat di sisi kanan kiri masjid. Di antaranya ada yang tilawah.Â
Kondisi dan perasaan "adem" yang dirasakan para jamaah di masjid ini, ternyata berasal dari pendingin udara di bagian depan. Cukup bisa membuat mata langsung "ngalier" karena ngantuknya.
Bentuk dan ornamen Masjid Islamic Center ini terlihat khas. Segi lima dengan kubah undak tiga. Bentuk masjid ini sama di seluruh Indonesia.Â
Saat ini, Masjid Islamic Center Bekasi dalam proses berbenah. Masjid ini mungkin dianggap sudah tua dan perlu penyegaran dengan dibangun baru di sebelahnya.
Saat tengah berbenah ini, bersamaan pula dibangun proyek lanjutan Tol Layang Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu) yang nanti akan melintas di atas komplek Islamic Center Kota Bekasi.Â
Pembangunan proyek Tol Layang Becakayu ini, ujungnya semula hanya sampai di Kalimalang depan mal Grand Metropolitan ini sedang pangkalnya di depan Kantor Kecamatan Jatinegara, Jalan DI. Panjaitan, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur.
Kemudian dimulai terdengar akan ada lanjutannya lagi, akan memintas di atas komplek Islamic Center Kota Bekasi. Itu infonya sudah "menggema" sejak tahun 2019.Â
Kini di 2022 jalan tol layang ini benar-benar sudah "melayang" di atas lahan pusat kegiatan dan perbidatan umat Islam Kota Bekasi tersebut. Proyek masih terus berjalan. Beberapa tiang pancang jalan tol layang, terlihat sudah tertancap di sana.
Artinya, ujung jalan tol layang Becakayu ini, tentu saja tiang pancangnya ikut "mengusik" beberapa gedung di dalam komplek yang terancam dirubuhkan.Â
Meski tidak ikut akan dirubuhkan, hanya beberapa bangunan milik Kementerian Agama Kota Bekasi (Kemenag, dulu Kandepag), namun pengelola Masjid Islamic Center mau tak mau ikut terbebani pikirannya.
Pengurus dan pengelola gedung Islamic Center Bekasi, sejak semula sudah sempat kaget mendengar kabar adanya rencana pembangunan jalan Tol Layang Becakayu yang akan melintasi di atas lahan Islamic Centre.
Rasa kaget tersebut pernah disampaikan kepada sejumlah wartawan dalam acara jumpa pers, Kamis 28 Februari 2019 di Islamic Center Kota Bekasi, melalui Paray Said dan Wikanda Darmawisata, masing-masing selaku Ketua dan Pembina Yayasan Nurul Islam KH Noer Alie, pengelola Islamic Center Bekasi.
Menurut Paray Said, pihak Islamic Center tidak pernah dilibatkan dalam rapat pembahasan, perencanaan dan perubahan jalan tol Becakayu yang melewati jalan Islamic Center.
Baik melalui Pemda Kota Bekasi, Pemprov Jawa Barat ataupun Pemerintah Pusat.Â
"Kami hanya dapat informasi dari petugas lapangan jalan Tol Becakayu yang tiba-tiba datang mau mematok lahan Islamic Center. Jelas kami keberatan dan menolak dengan tegas rencana tersebut," kata Paray Said.
Wikanda menambahkan, pihak Islamic Center sendiri saat ini tengah membangun mesjid baru sebagai perluasan gedung lama di atas di lahan tersebut.Â
Kini sudah mencapai 75 persen dan sudah pernah dikunjungi Wagub Jabar Deddy Mizwar.Â
"Jika rencana jalan Tol Layang Becakayu melintasi lahan Islamic Center, jelas akan menyebabkan bangunan lain tergusur dan hilang. Tidak mungkinlah Islamic berada di bawah jembatan tol layang," kata Wikanda.
Sebagai solusi, pihak Islamic Centre sudah pernah mengusulkan 4 solusi agar pembangunan jalan tol Becakayu dialihkan ke tempat lain.
Yakni ke kawasan Sun-City, atau sebelah selatan saluran (kali), atau diluruskan melalui Kalimalang dari Jalan KH Noor Alie ke Jalan Hasibuan, atau berhenti di Metropolitan Mal.
Sejak keberatan dan penolakan ini disampaikan pengelola Islamic Center Bekasi, belum diketahui apa respon dari pihak terkait.
Misalnya, dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), maupun dari Waskita Karya sebagai pelaksana Proyek jalan tol Becakayu.Â
Termasuk juga belum ada komunikasi dari Pemkot Bekasi dan Pemprov Jawa Barat. "Kami sudah menyurat kepada Kementerian PUPR," kata Paray Said.
Selengkapnya sudah pernah saya tulis di Kompasiana di link ini:
Islamic Center Bekasi Terancam Tergusur Tol Becakayu.
Lokasi Islamic Strategis
Lokasi masjid ini cukup sentral di tengah kota Bekasi. Berada di tepi jalan protokol, Jalan Ahmad Yani berderet dengan pertokoan, kantor Walikota Bekasi dan gedung Golkar.
Sementara di seberang jalan, berdiri selain pertokoan juga rumah sakit Mitra Keluarga berderet dengan Stadion Patriot Bhagagasi, kebanggaan warga Kota Bekasi.Â
Suara adzan dari Masjid Islamic Center ini, berkumandang menembus kesibukan warga kota. Adem saja. Semoga juga akan tetap menjadi masjid kebanggaan warga Kota Bekasi.
"Sampai-sampai, tak sadar saya terbangun karena adzan Dhuhur berkumandang," ucap Haji Chotim.
Seperti diakuinya, siang itu Haji Chotim larut dengan udara sejuk di dalam masjid, begitu dirinya merasa disengat sinar matahari di luar masjid.
Dia memutuskan untuk "ngadem" di Masjid Islamic Center, Kota Bekasi, Jawa Barat sambil menunggu waktu Dhuhur. Begitulah kondisi terkini dari masjid kebanggaan masyarakat Kota Patriot ini.
Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan ceritanya. Semoga semua pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Artinya proyek jalan tol layang Becakayu tetap jalan, juga jamaah Masjid Islamic Center tetap bisa beribadah dengan tenang.Â
Bekasi usai Jumatan 15 April 2022, Salam :
NUR TERBITÂ (Wartawan Bangkotan)
DI BAWAH INI, DUA VIDEO TENTANG MASJID NURUL ISLAM, ISLAMIC CENTER KOTA BEKASI:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H