"Alhamdulillah, putera kita Akbar sudah negatif dan sudah selesai menjalani isolasi mandiri (isoman)," itulah kabar menggembirakan dari istri melalui pesan WhatsApp, tentang putra kami Akbar yang positif Corona.
Ceritanya, setelah rombongannya terpapar Covid19 di Bali, putra kami Si Ayah "AbaiBaay" baru sadar kalau dirinya juga terjangkit virus serupa. Saat terbang pulang ke Jakarta dan tiba di Bandara Soekarno Hatta, langsung menjalani isolasi mandiri di salah satu hotel di Jakarta.
Padahal, mereka serombongan itu, bahkan sudah divaksin lengkap, dua kali di Jakarta, sebelum kemudian berangkat ke daerah. Tokh bukan jaminan tidak terpapar virus pandemi Corona.
Alhamdulillah, sejak isolasi selama 14 hari di hotel, kondisi Akbar berangsur-angsur membaik. Keluarga : ayah, ibu, adik, kakak, istri, paman, tante, cucu, besan terus berkomunikasi via video call.
Itu terjadi, terutama saat berkomunikasi dari lokasi isolasi mandiri ke rumah, untuk sekedar saling menyapa dan saling memberi semangat. Atau mengirimkan makanan kesukaannya melalui bantuan ojek online.
Senin 5 Juli 2021 silam, dokter menyatakan Akbar sudah negatif dan sudah bisa pulang ke rumah dan berkumpul kembali dengan keluarga setelah tak bertemu selama 23 hari (9 hari di Bali, 14 hari di lokasi isolasi).
Terima kasih ya Allah, juga kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang telah mengirimkan doa terbaik untuk putra kami, Alhamdulillah sudah dikabulkan Allah. Aamiin... !!
Berlanjut ke Besan dan Anak Mantu
Setelah anak kami Akbar sudah bisa pulang dan berkumpul kembali dengan anak istrinya, rasanya menjadi kebahagian tersendiri. Tapi ya Allah, situasi ini ternyata tidak berlangsung lama.
Seminggu kemudian, anak menantu perempuan kami mengirim kabar. Ibu dia (besan kami), merasakan tanda-tanda seperti yang dirasakan anak kami Akbar awal terserang virus Corona.Â