Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sampai Kapan Anak Belajar dari Rumah?

1 Juni 2021   05:32 Diperbarui: 1 Juni 2021   06:27 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masih ngantuk tapi tetap harus belajar pagi dari rumah (foto Nur Terbit)

BELAJAR VIA DARING

catatan ringan : Nur Terbit 

Siapa yang menyangka kalau dari sekian banyak aspek kehidupan, ternyata dunia pendidikan juga di antaranya akhirnya "terpapar" virus corona? Contohnya cucu saya Senandung Aqila Akbar (Kiwa, 7 tahun). 

Setelah tamat TK dan masuk SD, ia harus mengikuti proses belajar mengajar secara unik dan tak lazim : virtual, melalui daring (dalam jaringan) dengan jaringan internet di handphone.

Praktis, Kiwa sudah setahun (2020 - 2021) belajar secara tidak biasa. Jarak jauh, tanpa tatap muka dengan gurunya di kelas. Dia hanya kenal satu gurunya, itupun kadang diwakili ibunya, saat ke sekolah mengambil materi pelajaran.

Seperti juga pada hari-hari sebelumnya, maka pagi hari ini (Senin 31 Mei 2021), ritual belajar secara daring kembali dilakukan Kiwa. Jam 07.00 pagi, sudah bangun dan harus siap-siap. Mandi, pakai baju seragam, sarapan, minum susu. 

BELAJAR ERA CORONA

Belajar Dari Rumah (BDD) yang istilah kerennya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) foto Nur Terbit
Belajar Dari Rumah (BDD) yang istilah kerennya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) foto Nur Terbit

Tak terasa, sudah lebih dari setahun kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) dilaksanakan. Meski masih banyak kendala yang dihadapi, satuan pendidikan mulai terbiasa menyelenggarakan BDR.

Metode BDR sendiri ada dua, yaitu Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan (PJJ Daring) dan PPJ Luar Jaringan (Luring). PJJ Daring secara khusus menggabungkan teknologi elektronik dan teknologi berbasis internet, sementara PJJ Luring dapat dilakukan melalui siaran televisi, radio, modul belajar mandiri, bahan cetak maupun media belajar dari benda di lingkungan sekitar.

Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd melihat peluang pendidikan masa depan yang terbentuk dari kondisi pandemi Covid-19. Menurutnya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bisa tetap diterapkan setelah pandemi berlalu.

"Sebagai contoh, anak yang ikut orang tuanya pindah ke negara lain biasanya mengalami kendala dengan pendidikannya. Dia harus berhenti sekolah, sementara di negara tujuan belum tentu langsung diterima sekolah. Nah, ke depan, PJJ ini bisa menjadi solusi. Meski anak itu pindah ke negara lain, misalnya, ia tetap bisa sekolah jarak jauh," jelas Sri Wahyuningsih.

Unik memang gaya belajar "a la era Corona" ini. Tak bertemu langsung dengan guru, tak merasakan bagaimana belajar di gedung sekolah, di kelas, bermain di halaman atau di kantin sekolah.

Tak mengenal kendaraan antar jemput, tak bersosialisasi dengan teman sesama murid. Ibunyalah di rumah sebagai pengganti guru, dari bahan materi pelajaran yang sudah disiapkan gurunya. 

Belajar di depan handphone (foto Nur Terbit)
Belajar di depan handphone (foto Nur Terbit)
Beda kalau dulu jaman kita yang generasi kolonial, masih merasakan berdiri di depan kelas mengerjakan soal. Memegang kapur, menulis di papan tulis. Sesekali terpaksa berdiri distrap, sebagai hukuman karena tak bisa mengerjakan soal.

Sekarang masa dan generasi sudah berganti, Sebelum datang Corona ke negeri ini, anak sekolah dilarang membawa handphone, meskipun itu untuk alat komunikasi. Sekarang terbalik. Mereka malah harus punya handphone, beli atau kreditan, satu perangkat terpenting era pandemi.

Sama pentingnya juga, jika pemerintah cq menteri pendidikan, mau memahami kondisi ekonomi orangtua murid. Tidak semua di antara mereka mampu beli handphone, terutama di pedesaan. 

Jangankan beli handphone, untuk beli quota internet saja, mereka harus menekan pengeluaran yang lain. Mau tak mau, harus menyoret sebagian daftar kebutuhan belanja yang dianggap gak penting.

Itulah gambaran situasi dunia pendidikan kita, saat ini, yang agaknya makin susah beriringan dengan kondisi ekonomi masyarakat secara umum. Lalu sampai kapan anak belajar dari rumah?

(Nur Terbit)

Masih ngantuk tapi tetap harus belajar pagi dari rumah (foto Nur Terbit)
Masih ngantuk tapi tetap harus belajar pagi dari rumah (foto Nur Terbit)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun