Unik memang gaya belajar "a la era Corona" ini. Tak bertemu langsung dengan guru, tak merasakan bagaimana belajar di gedung sekolah, di kelas, bermain di halaman atau di kantin sekolah.
Tak mengenal kendaraan antar jemput, tak bersosialisasi dengan teman sesama murid. Ibunyalah di rumah sebagai pengganti guru, dari bahan materi pelajaran yang sudah disiapkan gurunya.Â
Sekarang masa dan generasi sudah berganti, Sebelum datang Corona ke negeri ini, anak sekolah dilarang membawa handphone, meskipun itu untuk alat komunikasi. Sekarang terbalik. Mereka malah harus punya handphone, beli atau kreditan, satu perangkat terpenting era pandemi.
Sama pentingnya juga, jika pemerintah cq menteri pendidikan, mau memahami kondisi ekonomi orangtua murid. Tidak semua di antara mereka mampu beli handphone, terutama di pedesaan.Â
Jangankan beli handphone, untuk beli quota internet saja, mereka harus menekan pengeluaran yang lain. Mau tak mau, harus menyoret sebagian daftar kebutuhan belanja yang dianggap gak penting.
Itulah gambaran situasi dunia pendidikan kita, saat ini, yang agaknya makin susah beriringan dengan kondisi ekonomi masyarakat secara umum. Lalu sampai kapan anak belajar dari rumah?
(Nur Terbit)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H