Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaya Rambut Saya Ikut Trend

27 Mei 2020   06:47 Diperbarui: 9 November 2023   17:26 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya rambut saya, sebelum dan sesudah 'New Normal' (foto dok pribadi)

Kenapa? Ya, karena saya sudah banyak "uang" alias banyak uban. Beruban. Atau ber-uang. Bukan "beruang", jangan salah ya

Kembali ke masalah gaya rambut. Saya akhirnya tak berlama-lama di tukang cukur, tanpa konsultasi, saya pilih cukuran model "new normal". Istilah yang lagi populer saat ini. Gaya terkesan baru tapi tetap normal.

Apa itu? Ya pokoknya kenormalan baru, atau...susah ya jelasin apa itu "new normal". Gampangnya, budaya baru. Jadi untuk rambut, menurut saya, pokoknya gak botak, gak gondrong juga. Gitu aja deh...

"Kalau begitu, yang nomor dua aja, pak haji," kata Si Akang, tukang cukur langganan saya, asli orang Garut. Nomor dua apaan? Nomor urut Pilpres, Pileg, apa Pilkada? "Maksudnya dua senti panjang rambunya, pak haji," kata Si Akang.

Saya akhirnya setuju dicukur gaya rambut "dua senti". Usulan Si Akang. Rambut "new normal". Pilihan ini sederhana saja, karena ada beberapa pertimbangan. Antara lain :

1. Irit minyak rambut
2. Hemat shampo
3. Gak repot nyisir dan bawa sisir
4. Rambut uban tak menyilaukan
5. Kepala rasanya lebih enteng.

Dari semua pertimbangan di atas, poin 5 menurut saya, lebih masuk akal. Relevan dengan kehidupan sekarang. Koq relevan? Apa hubungannya antara model rambut dengan kehidupan?

Ya, gampang saja. Dengan rambut "new normal", gak gonrdrong gak gundul, kepala lebih enteng dan lebih ringan karena minimnya rambut.

Dengan demikian, tentu akan berpengaruh ke hal lain. Misalnya, beban hidup (terasa) lebih enteng juga. Bukannya semua beban hidup, segala keruwetan masalah duniawi, adanya di kepala?

Coba saja. Kepala tempat "berlabuhnya" segala macam persoalan. Tempat bersemayam otak kita dalam berpikir. Ya, kecuali kalau isi kepala kita sudah tak punya otak, itu lain cerita

Nur Terbit
Bekasi, Selasa 26 Mei 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun