Jika dikaitkan dengan situasi sekarang di era digital ini, apa yang disampaikan oleh founder PepNews dan Kompasiana ini, tentu ada benarnya. Betapa banyak tulisan, artikel, berita dan apa pun namanya, sudah bertebaran di sekitar kita.
Coba saja sempatkan buka smartphone Anda sekarang. Buka media sosial, tengok aplikasi yang Anda gunakan untuk berkomunikasi. Tidak terhitung informasi bisa didapatkan. Ribuan bahkan jutaan, muncul dan semarak bak cendawan di musim hujan.
Jika Anda rajin berselancar, juga akan menemukan bermacam informasi. Baik melalui jaringan pribadi, media arus utama, termasuk media online. Dari media yang sudah berbadan hukum maupun media "kaleng-kaleng" yang hanya muncul karena mengikuti trend.
Meski sudah tidak terhitung jumlah tulisan, berita dan informasi tersebut, tapi secara keseluruhan ada hal yang mirip di antara satu sama lain. Yakni tema, topik dan isinya sama. Paling tidak, mirip-mirip dari sisi pesan yang disampaikan.
Dan kalau itu kebetulan yang memuat adalah media, maka media tersebut menulis informasi yang sama. Sama-sama ditayangkan di waktu yang sama dan seragam.Â
Di dunia jurnalistik, berita seragam seperti ini dikenal dengan informasi yang di-"kloning", "kopi paste" secara berantai sesuai kepentingan dan kebutuhan masing-masing.
"Tapi kalau misalnya netizen, pewarta warga, atau mungkin emak-emak yang menulis, pasti jadi lain. Sudut pandang penulisan tentu berbeda dengan media yang ada. Nah, begitulah pengaruh kehadiran penulis," kata Kang Pepih.
Deklarasi Penulis
Kini Pemilu 2024 kian dekat. Suasana politik sudah mulai memanas. Para pendukung sudah saling pamer jagoannya. Begitu juga bakal calon presiden dan wakilnya (Bacapres dan Bacawapres), sudah bersosialisasi sekaligus tebar pesona.
Setidaknya sekarang ini sudah ada 3 Bacapres yang menyatakan diri maju dan diusung oleh partai masing-masing. Yakni Anies Baswedan (Partai Nasdem), Ganjar Pranowo (PDIP) dan Prabowo Subianto (Partai Gerindra).