Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nenek Ini Bekas Juru Masak Keluarga Jusuf Kalla

10 April 2018   18:42 Diperbarui: 10 April 2018   19:03 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetangga Becce, Baba, membenarkan bahwa nama Nenek Becce tidak lagi terdaftar sebagai penerima bantuan sosial. "Memang, Pak, seperti warga lainnya, namanya dihapus sebagai penerima karena diangap masih mampu," ucap Baba.

Menurut Baba, di dusunnya terdapat 80 lebih warga penerima bantuan sosial yang dihapus, termasuk Nenek Becce.

 "Itu mianak. Saya ini kasihan sudah tua begini, sudah tak bisa bekerja. Hanya berharap uluran tangan orang, tiba-tiba nama saya dicabut. Katanya tidak berhak menerima karena mampu jikatanya," ucapnya.

Sandro Becce tak habis pikir, apa alasan pemerintah mencabut namanya dari daftar penerima PKH. Ia mengaku tambah sedih ketika ia tahu bahwa banyak warga lain penerima manfaat sosial yang disalurkan pemerintah status sosial dan ekonominya jauh lebih mapan daripada dirinya.

"Usapu-sapu kasi dadaku Nak, ko uwitai to sogie mattrima, napa najjai alena to kasiasi, mega galunna. Nappa iyya kasi aga waramparakku, matoa tona, lemmuna nyawana pamarentah," katanya dalam bahasa Bugis.

Yang artinya: "Saya usap-usap dada saja, Nak, banyak orang kaya yang saya kenal menerima dan pura-pura miskin. Sawahnya luas. Sementara saya miskin papa tidak punya harta apa pun, saya sudah tua renta, sudah tak mampu bekerja, tetapi tega-teganya pemerintah menghapus nama saya sebagai penerima".

Anak perempuannya  telah bersuami dan dikaruniahi delapan anak. Mereka tinggal di Pinrang, tetapi kondisi kehidupan perekonomiannya juga tak lebih sama dengan Nenek Becce. Praktis, Nenek Becce tak bisa berharap banyak dari anak-anaknya. Karena alasan itulah Becce mengaku lebih senang tinggal di gubuk tuanya seorang diri.

Sebelum tinggal di lahan perkuburan itu, bersama suaminya Nenek menempati  lahan milik orang lain di Jalan Andi Pawelloi, Pinrang. Lokasinya tidak jauh dari area pekuburan yang ditinggalinya sekarang. Becce dan suaminya terpaksa pindah karena pemilik tanah tersebut menjual lahan yang ditempatinya.

Gubuk tua berukuran 4 meter kali 3 meter itu, dibangun almarhum suaminya dari tumpukan barang-barang bekas, seperti kayu dan seng bekas. Tak terlihat ada perabotan istimewa di dalamnya. Hanya ada kelambu lusuh dan rosban tua dari papan kayu yang menjadi tempat tidurnya. Juga terlihat ada ember, beberapa piring, dan baskom tua yang berserakkan di sekitar tungku dapurnya.

Di atas rosban tempat tidurnya, tergantung sebuh radio tua yang juga sudah tak berfungsi karena baterainya soak. Becce kerap mendapat bantuan sumbangan ala kadarnya, kadang Rp 5.000 atau Rp 20.000 dari para peziarah kubur yang datang. Becce biasanya baru banyak mendapat sumbangan pada hari Lebaran saat warga ramai-ramai berziarah ke makam keluarganya.

Nenek sebenarnya memiliki lima anak. Tiga di antaranya telah meningal dunia. Satu anaknya kini berkebun di Topoyo, Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Tinggallah ia sebatang kara, di pekuburan pula, di Pinrang, Sulawesi Selatan. Suaminya, Judda, sudah lama meninggal. Atap gubuk tuanya sudah bocor dan kehujanan. Sudut atap bagian belakang, bahkan sudah ambruk dan tak terurus lagi sejak suaminya meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun