Jumlah tersebut kemudian dibagi berlima, tentu dengan porsi bayaran yang berbeda antara pemai pendukung dengan Daeng yang pimpinan hehehe…
Ketika ditanya kapan tepatnya ia mulai menggeluti secara serius musik etnis ini, Daeng Saleh hanya tertawa lebar. Seakan ingin mengatakan bahwa separuh hidupnya, telah ia abdikan dirinya sebagai “Paganrang“, sekaligus pemilik dan pengelola di bidang usaha hiburan musik tradisional ini.
“Kalau saya ditanya sejak kapan, wah rasanya sudah puluhan tahun. Bahkan saya mulai “agganrang” sejak usia masih anak muda sampai sekarang, hahaha….”.
Alhamdulillah, kata Daeng Saleh, sekarang sudah banyak cucu, rambut juga sudah memutih karena dimakan usia.
Paganrang dalam pengertian bahasa Makassar adalah sebuah kelompok musik tradisional khas suku Makassar.
Personilnya terdiri dari 5 orang pemain musik akuistik yakni : Papui-pui (peniup alat tiup) dimainkan oleh pemimpin kelompok musik, Pagong (pemukul gong),Pacalung-calung (pemukul gending) dan Paganrang (pemukul gendang).
WAWANCARA SANTAI
Berikut ini bincang-bincang saya dengan Daeng Saleh Saleh di salah satu rumah di Kota Makassar, awal Februari 2016 silam, tempat di mana “Si Daeng” sedang menjalankan profesinya memainkan alat musik dari kediaman langganannya.
Penulis (P) : Assalamu alaikum. Siapa namata Pak?
Daeng (D) : Waalaikumussalam, Saya Daeng Saleh.
P : Apa nama jenis pukulan ganrang (gendang)-nya Daeng?