Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Setujukah Anda Pelacur Diberi Sertifikat?

28 April 2015   08:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_363215" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber foto: Nur Terbit -- Kapal dan keluarga nelayan Pulau Seribu. Pernah ada wacana memindahkan lokalisasi WTS Kramat Tunggak ke Pulau Seribu "][/caption]

Pagi ini, tiba-tiba saya terusik dari status di Facebook seorang teman soal wacana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang (konon) akan memberikan sertifikasi bagi pelacur, wanita tuna susila (WTS) atau panggilan lebih halusnya: Pekerja Seks Komersial alias PSK. Berita acuannya ada DI SINI

"Menunggu respon dari masyarakat??? Tolong bantu aku memberi respon yg seperti apa utk wacana macam ini ya, Temans. *nahan napas*", status ditulis oleh Wylvera Windayana.

Ada banyak komentar, mayoritas datang dari kaum perempuan dan berstatus ibu rumah tangga. Saya ikut-ikutan memberi komentar karena salah seorang dari teman fesbuker itu menyolek saya dengan membubuhkan nama akun fesbuk saya: Nur Terbit. (Dian Anthie Mungkin kita bisa bertanya dengan bang Nur Terbit tentang keabsahan berita ini? -- Wylvera WindayanaBaiklah, kita colek Pak Nur Terbit utk bergabung di sini ya). Bagaimana para fesbuker ini berdialog, selengkapnya ada DI SINI

Ikut Berkomentar

Saya kemudian ikut bergabung dengan teman-teman -- yang umumnya dari komunitas blogger wanita, yang sudah lebih awal berkomentar dan makin lama makin seru obrolan mereka. Berikut komentar saya di facebook:

Wah asyik nih topiknya hehehe.......... untuk keabsahan beritanya, sebaiknya dikonfirmasi ke Detik.com sebagai sumber berita, kebetulan saya lagi asyik ngeblog nih, jadi gak ngikuti pemberitaan media terutama soal usul PSK bersertifikat ini. Namun dari pengalaman saya selama 35 tahun jadi jurnalis, cerita PSK di Jakarta ini cukup panjang.

Era Gubernur DKI Bang Ali Sadikin, PSK jalanan pernah dikumpulkan dalam satu kompleks dan dilatih ketrampilan di daerah Lokalisasi WTS Kramat Tunggak, Jakarta Utara dan dibina oleh Sudin Sosial dan Dinas Sosial DKI. Lahan seluas 11,5 hektar tersebut awalnya berada dipinggiran kota tp belakangan dikepung oleh pemukiman.

Di era Sutiyoso gubernur, ada wacana lokalisasi WTS dan perjudian dipindahkan ke Pulau Seribu biar hidung belang dan penjudi berenang ke sana hehehe.. tp diprotes warga sekalipun Ibu Mensos, Nani Sudarsono, ketika itu sudah ikut mendukung.

Era Sutiyoso kemudian dilanjutkan Fauzi Bowo, Kramat Tunggak ditutup dan dibangun Islamic Centre. Belakangan marak lagi praktek PSK jalanan sebagai dampak dari penutupan "surga dunia" tepi laut Teluk Jakarta ini.

Kalau ada usul wacana agar PSK bersertifikat, apa persyaratannya utk mendapat sertifikat? Dihitung jam terbangnya? Ditest kelaminnya? Diuji profesionalismenya dalam melayani pelanggan? hahahaha.....

Soalnya, maaf nih bukan membanding dengan dunia wartawan, kami pun mengenal sertifikasi. Dewan Pers mewajibkan setiap wartawan harus lulus uji kompetensi wartawan (UKW) sebagai tuntutan profesi untuk menghindari maraknya wartawan bodreks alias wartawan tanpa suratkabar (WTS juga singkatannya kebetulan hehehe).

Ada tingkatan ujiannya, bagi wartawan pemula di kelas muda, redaktur (madya) dan redpel atau pemred di level utama. Wah jadi panjang lebar nih, bisa saya transfer nih ke blog pribadi www.nurterbit.com nantinya hehehe.... itu saja deh dulu dari saya...semangat pagi..!!!
Komentar Fesbuker

Nila Soeyasa BesarProfessi ini dilegalkan atau tidak, tidak akan mati. Aku lebih khawatir yg datang ke sini anak2 muda atau bawah umur... Lebih baik preventif penyuluhan dan yg di denda/hukum yg memakai atau pimps-nya (spt di Norwegia) bukan PSKnya Karena org tdk Akan jd PSK jk ia punya pilihan #imho
Dian AnthieJika Prostitusi dilegalkan, minuman keras diboleh kan apa yang akan terjadi pada generasi muda yang akan datang? Miris melihat kondisi seperti ini

Wylvera Windayana Pencetusan wacana dari Bapak ini yg bikin aku gagal paham, Nil. Tidak dilegalkan saja sdh menabur dosa apalagi dilegalkan, akan muncullah kelak sikap permisif yg terang-terangan. Bisa jadi sikap itu pun bergulir ke anak2 remaja. *ini pendapatku*

Dian AnthieMungkin dia mau jakarta seperti Las Vegas mba Wylvera Windayana. Wylvera WindayanaLokalisasi macam itu di Las Vegas memang surganya dunia bagi mereka yg merasa neraka itu gak bakal ada, Mbak Dian Anthie. Kita gak mau ah, kalau masyarakat Indonesia digiring ke arah seperti itu. Ngeri. Dian Anthie

Utami PangestutiMaaf mba belum bisa kasih pendapat. ..lagi marah banget ama orang yg berasa beken trus nulis surat ke presiden minta penjahat narkoba gak dihukum mati... marah banget udah pada didikte ama mafia narkoba internasional. ..ini lagi pelacur di sertifikasi. .. di halus kan namanya jadi PSK aja bencana apalagi disertifikasi... nanti tinggal terkejut anak2 makin banyak yg jadi pelacur rusaklah generasi ini...

Di HK krn lulus SMA mudah cari kerja dan upahnya mahal ..pelayan fast food gajinya 8000-9000HKD plus pemerintah menanggung biaya kesehatan dll...ternyata dampak nya universitas sepi peminat. .krn sebagian anak muda merasa uang itu cukup malas capek2 belajar. Pemerintah HK skrg konon memberi sweetener agar anak muda mau kuliah. . (Info teman yg 6 th tinggal di HK)

Bayangkan kebijakan yg baik aja bisa berdampak buruk. .apalagi yg buruk?

Hhh... Maaf ya ngoceh panjang

Intinya turunkan ajakan

Lalu komentar demi komentar datang silih berganti. Saya kemudian menutup dengan komentar: "Emang ngeri bu Wylvera Windayana dan mbak Dian Anthie......sebagai dampak ditutupnya lokalisasi WTS Kramtung (Kramat Tunggak), para kupu2 malam ini pun kembali berkeliaran dan turun ke jalan (demonstran kali ke jalan hehehe). Ada yang lagi ke Kalimalang dekat Marunda, atau ke Folker Tanjung Priok.

Dulu ada namanya Boker, komplek pelacuran depan markas Kopassus di Cijantung, sekarang lahannya dibangun stadion olahraga, entah kemana lagi tuh si kupu2 malam berterbangan. Terakhir digrebek rumah kos-kosan di daerah Tebet, diduga jadi tempat mesum....wah, ngeri-ngeri...bgmn nanti kalau jadi rencana pemda memberi mereka sertifikasi?

Dian AnthieIya bang Nur Terbit, prostitusi itu sudah jadi persoalan lama yang tak terselesaikan, karena yaitu alasan utama masalah ekonomi. Nah sekarang mampu enggak Pemerintah memberikan mereka lapangan pekerjaan atau pelatihan keterampilan misalnya supaya mereka meninggalkan dunia prostitusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun