Teks gambar : Suasana pedagang asong di atas kapal Pelni saat sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta (Foto dok :Â Nur TERBIT) BAGAIMANA mengatasi kejenuhan di atas kapal? Ke depan, belakang, kiri, kanan semuanya sama. Pemandangan hanya laut lepas. Karena itu, tidur di kamar bg penumpang kelas atau di dek bg yg ekonomi, duduk2 di anjungan atau nongkrong di kantin, adalah cara2 mengusir kebosanan selama pelayaran. Juga sekaligus ngabuburit jelang berbuka. Di luar bulan puasa Ramadhan, naik kapal laut PT Pelni juga ada daya tariknya. Restauran kapal yg berada di deretan ruang penumpang kelas, setiap malam menyajikan music live. Ada band khusus dgn penyanyi wanita cantik, yg sengaja dikontrak Pelni utk beberapa kali rute pelayaran. Untuk menikmati hiburan ini, "penumpang diharuskan berpakaian rapih dan bersepatu. Tdk boleh memakai sendal," cerita Amril Taufik Gobel, teman blogger saya yg pernah ikut berlayar. Sajian music live di atas kapal, betul-betul menganut prinsip, "hiburan dari penumpang untuk penumpang". Pelni menyiapkan band khusus dgn penyanyi wanita cantik. Meski sdh ada biduanita cantik, tapi jika ada penumpang yg punya bakat menyanyi, diberi kesempatam menyumbangkan suara emasnya. Tidak mesti suara emas, ada juga yg memang suaranya betul-betul bernada sumbang hehe... Saya sendiri lebih suka memilih menantang angin di buritan atau di haluan kapal. Ada juga yang masuk ke mesjid kapal, baca Al-Qur'an. Tadarus. Tapi kesempatan itu diperoleh penumpang hanya pada waktu-waktu tertentu. Jelang dan sesudah sholat Subuh, atau jelang Magrib dan usai buka puasa maupun ikut jamaah sholat tarwih. Di luar itu, mesjid di kapal ditutup rapat. Kalau tidak, akan jadi tempat tidur bagi penumpang. ****** Ramadhan memang terasa lain di atas kapal laut. Ada uniknya saat menunaikan sholat di atas kapal. Arah kiblatnya setiap saat bisa berubah sesuai arah perjalanan kapal. Kadang menghadap searah haluan, lain waktu ke arah buritan kapal. Atau menyamping berhdpn lgs ke laut lepas. Sholat di atas kapal laut, bisa juga sgt merepotkan saat mudik Lebaran. Biasanya penumpang berjubel. Apalagi jika kebetulan di atas kapal juga memuat penumpang TKI yg ikut mudik. Kecuali di mesjid kapal, maka tak ada lagi sisa ruang kosong utk sekedar sholat. Jalanan, tangga, di bawah tangga, anjungan atau palka kapal, semua terisi penumpang dan barang. Kapal laut Pelni yang rata-rata hanya berkapasitas 1000 orang penumpang, pada bulan Ramadhan khususnya saat angkutan mudik lebaran jumlah penumpang bisa meningkat tajam. Untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah penumpang mudik dan arus balik, Kementerian Perhubungan memberi toleransi kpd Pelni utk mengangkut dari semula 1000 org pada situasi normal, menjadi 1500-2000 penumpang dalam satu trip pelayaran angkutan mudik. Saking banyaknya penumpang kapal laut yg mudik di bulan Ramadhan (1500-2000 penumpang dlm satu trip), akan jadi persoalan tersendiri di atas kapal selama masa pelayaran. Apa itu? Terjadi krisis air utk mandi, BAB dan wudhu. Tiga persoalan ini -- mandi, BAB, wudhu -- cuma bisa diatasi dgn satu cara: beli air aqua. Maka aqua botolan ukuran jumbo pun laris-manis. Bisa dibayakan kalau BAB tanpa air kan? Hehe... Sebelum kapal meninggalkan dermaga pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, terlebih dahulu diisi air di tangki penampungan kapal. Persediaan air tsb utk kebutuhan penumpang dlm pelayaran selama 1 malam ke Pelabuhan Tanjung Perak. Tp dgn penumpang membludak, air tsb ternyta tak mencukupi. Ramadhan identik dgn wktu mudik. Mrk yg memilih angkutan laut, biasanya juga memanfaatkan wkt Ramadhan utk mudik lebaran. kapal juga memuat penumpang TKI yg ikut mudik. Info dari teman facebooker, Amran Ali, ia mengaku punya kesan tersendiri saat sholat di atas kapal. Saat berdiri sholat sbg makmun, imamnya membaca surah panjang. Belum selesai bacaannya, kapal sdah keburu oleng karena dihantam ganasnya ombak. "Posisi berdiri saat sholat, hrs betul-betul kuatn" kata Amran Ali. Badan memang sewaktu-waktu bisa terhempas ke depan, ke samping menimpa sang imam atau sesama jamaah. Masih soal sholat di atas kapal laut. Siapa yg jadi imam sholat, memang tdk mesti ABK atau pengurus mesjid. Boleh datang dari penumpang, termasuk mengisi "kultum" (kuliah tujuh menit) di mimbar mesjid kapal laut. Seorang teman: @irfan_zj menanggapi tulisan ini melalui akun twitterku @Nur_TERBIT ia bercerita, ketika dia juga mudik pakai kapal laut, "malah saya sholat Ied di atas kapal dgn imamnya Kapten Kapal.." Teman saya, Lukman Hakim Gayo, mantan Wartawan Harian Terbit yg pernah peliput perang Bonia dan sempat hilang tnp kabar, termasuk yg pernah mengisi "kultum" (kuliah tujuh menit) di atas kapal laut. PT Pelni mengontrak pria kelahiran Aceh ini sbg penceramah tetap, tentu saja Lukman mengikuti kemana kapal berlayar dan berlabuh. Asyik kan? Lukman Hakim Gayo, adalah penumpang kapal Pelni yg memang beruntung. Sdh naik kapal gratis, dpt kamar khusus seperti ABK, eh terima honor pula. Itu karena ia dikontrak sbg penceramah. Padahal awalnya Lukman hanya sebagai penumpang yg kebetulan mengisi "kultum" di mesjid kapal. Rupanya Pelni tertarik dgn ceramah2nya lalu ditawari sbg penceramah tetap. Mesjid di atas kapal dikelola oleh ABK (Anak Buah Kapal) atau para pelut, seperti layaknya mesjid di darat. Ada pengurus yg berhimpun dlm wadah DKM (Dewan Kemakmuran Mesjid), ada papan tempat menempel pengumuman, jadwal sholat, khotib/imam, dan info posisi keuangan kas mesjid. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H