[caption id="attachment_216654" align="aligncenter" width="450" caption="Pollycarpus Budihari Priyanto (berdiri paling kanan) sebagai pembina Pramuka sesama narapidana di Lapas Cipinang. Pollycarpus menjalani hukuman terkait keterlibatannya dalam pembunuhan pejuang HAM, Munir (foto: detikcom)"][/caption]
Dalam merekrut anggota Pramuka dari kalangan penghuni Rumah Tahanan (Rutan), pihak Rutan menerapkan syarat dan prosedur baku yang berlaku di hampir semua Rutan maupun Lapas mana pun. Bagaimana sebenarnya awal terbentuknya Pramuka di Rutan Cipinang?
Berikut penjelasan Zulfikri, Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Cipinang dan Husni Mbarok, instruktur sekaligus Seksi Kerohanian Islam pada Seksi Bantuan dan Penyuluhan/Subsie Bankumluh.
Menurut Zulfikri, terbentuknya Pramuka di dalam Rutan dan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) di seluruh Indonesia, berdasarkan edaran dari Dirjen Lapas Kementerian Hukum dan HAM. Edaran tersebut sebagai realisasi dari kerja sama (MoU) antara Dirjen Lapas dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka. Dirjen Lapas meneruskan kepada semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mengelola Rutan dan Lapas. Humas Kwarnas Pramuka, Saiko Damai, melengkapi keterangan Zulfikri. Menurut Saiko, kerja sama (MoU) sudah dilakukan sejak tahun 2010, antara Kementerian Hukum dan HAM dengan Kwarnas Pramuka. Tempatnya di Lapas Anak Tangerang, Provinsi Banten.
“Saat ini anggota Pramuka seluruh Indonesia sudah berjumlah 17 juta, termasuk yang ada di Rutan dan Lapas,” kata Saiko Damai, ketika saya temui di kantornya, Gedung Kwarnas Pramuka, Jl Medan Merdeka Timur 6, Jakarta Pusat.
Khusus untuk lingkungan Rutan Kelas I Cipinang yang dihuni sekitar 2.800 orang binaan (tahanan), menurut Zulfikri, Pramuka terbentuk sejak 3,5 tahun lalu dengan nama Gugus Depan (Gudep) 02267-02268. Seluruh petugas, atau pejabat di lingkungan Rutan adalah sekaligus menjabat sebagai pembina Pramuka, termasuk Kepala Rutan Kelas I Cipinang(saat itu dijabat Edi Kurniadi) sebagai Kepala Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus). [caption id="attachment_216655" align="alignright" width="300" caption="Pollycarpus Budihari Priyanto (foto: dok detikcom)"]
"Teruslah menulis lama-lama bisa jadi buku"
@ Kalau kesulitan ide, mulailah menulis dengan pengalaman pribadi
@ Semangat itulah yang mendorong saya menulis pengalaman meliput di penjara ini, semoga menjadi inspirasi bagi yang lain.
salam
Nur Terbit
http://aliemhalvaima.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H