KEBANYAKAN anak usia TK-SD sekarang ini, umumnya baru sekedar mampu membaca, namun tidak bisa menulis huruf Al-Qur'an. Hal ini terutama bagi anak yang tidak melalui jenjangan pendidikan khusus seperti sekolah agama (madrasah). [caption id="attachment_165420" align="alignright" width="300" caption="Anak-anak usia TK-SD mengikuti lomba penulisan Al-Qur"][/caption] Dengan metode baru penulisan Al-Qur'an bernama "Follow The Line" (FTL), kendala tersebut sedikit banyak sudah bisa teratasi. Salah satunya siswa SDIT Mutiara Hati, Tambun Selatan, Bekasi, sudah mempu membaca sekaligus menulis Al-Qur'an melalui media yang dirancang khusus menggunakan buku, ballpoint atau potlot dengan ketajaman minimal 2B. "Sekolah kami sudah membuktikan. Sejak metode FTL ini diterapkan mulai tahun ajaran 2011-2012 lalu, siswa kami sudah bisa membaca sekaligus menulis Al-Qur'an seperti layaknya murid madrasah," kata Rosa Herdiansyah, Kepala SDIT Mutiara Hati, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang menerapkan metode FTL tersebut, Jumat (9/3). Untuk menguji kemampuan siswa dalam penulisan Al-Qur'an menggunakan metode FTL tersebut, pihak SDIT Mutiara Hati menggelar kegiatan lomba "Student Fair And Competition 2012" selama 2 hari (2-3 Maret) diikuti 600-an siswa TK-SD se Tambun Selatan. Bentuknya berupa lomba Khotmil Qur'an 30 juz. "Peserta lomba diberi waktu 30 menit menyelesaikan penulisan Al-Qur'an. Idealnya sih 15 menit, seperti pemecah rekor MURI penulisan metode FTL yang sudah diraih siswa SMPN di Tangerang, Banten," kata Rosa. [caption id="attachment_165448" align="alignright" width="300" caption="Rosa Herdiansyah, Kepala SDIT Mutiara Hati, memberi sambutan (Foto: Dok SDIT MT)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H