Ibu Retno dari BNN tampil sebagai MC bersama pak Thamrin Dahlan (tengah) dan pak Gun Gun Siswadi sebelah kiri (foto: Nur Terbit)
Super Admin Blogger Reporter Indonesia (BRID), Hazmi Srondol (Foto: Nur Terbit)
Direktur Diseminasi Informasi BNN, Drs Gun Gun Siswadi, M.Si sedang memberikan materi bahaya narkoba (foto; Nur Terbit) Nikmatnya Jadi "Pecandu" Narkoba Sabtu pagi 22 Februari 2014 kemarin, berkumpul sekitar 40-an blogger di Restoran "Mie Ceker" Bandung, Cabang Pondok Gede, Jalan Pondok Gede Raya No 9 Jakarta Timur. Mereka melakukan Kopdar (Kopi Darat) sambil mendengarkan pemaparan tentang bahaya Narkoba dari pihak Badan Narkotika Nasional (BNN). Mendapat undangan dan kehormatan dari BNN yang kerja bareng dengan komunitas blogger -- Asosiasi Blogger Reporter Indonesia (BRID) -- seperti biasa, yang pertama terlintas dalam pikiran saya: bagaimana bentuk tulisan reportase yang akan saya buat usai menghadiri acara tersebut? Minimal secepatnya memperoleh judul tulisan. Lalu bermainlah imajinasi saya. Kalau pihak BNN yang mempresentasikan seputar narkoba itu, pasti tak jauh dari bagaimana pencegahan dan bahayanya benda yang bernama narkoba itu. Lalu peserta yang hadir ikut membayangkan, bagaimana prilaku dan gejala dari mereka yang kecanduan narkoba. Nah, dari gambaran singkat ini, tiba-tiba muncul judul nyeleneh di atas: NIKMATNYA JADI 'PECANDU' NARKOBA. Begitulah awalnya tulisan ini saya ketik. Ya itu tadi, bermula dari bagaimana membayangkan betapa "nikmatnya" mereka yang terlanjur kecanduan narkoba hingga sulit melepaskan dari pengaruh benda haram ini. Sebagai anggota BRID yang kebetulan salah satu adminnya, saya juga menerima pemberitahuan dan kiriman email dari sahabat saya Ahmed Tsar Blenzinky, admin BRID bidang Administrasi. Undangannya menarik, LIPUTAN BLOGGER SEKALIGUS DISKUSI dari sahibul bait, Pak Thamrin Dahlan Dari BNN. Kenapa menarik, sebab selain akan mendapatkan pengetahuan tentang bahaya narkoba, mas Ahmed memberi embel-embel yang tak biasa: disiapkan uang transpor, sesuatu yang langka terjadi di dunia blogging, hehehe.... Tapi lebih dari itu, tujuan mulia dari FGD tersebut adalah dalam rangka mendukung program Badan Narkotika Nasional (BNN) menulis 10.000 halaman terkait narkotika. Itu sebabnya, BNN mengundang komunitas Blogger Reporter untuk Focus Discussion Group (FGD) tentang narkotika sekaligus meliputnya. Berdua Super Admin BRID, Hazmi Srondol, kami berdua berangkat dari Bekasi menuju lokasi acara di tengah hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Di sana sudah datang sejumlah teman-teman blogger, termasuk tentu saja sudah standby tuan rumah, Pak Thamrin Dahlan, blogger yang ternyata juga adalah pensiunan BNN. Wah klop deh dengan materi acaranya. Juga Direktur Diseminasi Informasi BNN, Drs Gun Gun Siswadi, M.Si ditemani stafnya, Ibu Retno dari divisi media BNN. Sedang khusus untuk pak Thamrin Dahlan, beliau yang sudah dianggap sebagai orang tua para blogger dan penulis produktif ini, dalam pengantar tulisannya di blog kroyokan Kompasiana, mengaku ingin ikut memberi sumbangsih kecil sebagai "orang BNN" yang mempertautkan mozaik penulis dengan birokrat dari sisi jurnalistik dalam upaya menyelamatkan generasi muda. Luar biasa. Salut buat pak Thamrin. NIKMATNYA NARKOBA Sebelum acara diskusi dimulai, terlebih dahulu seluruh peserta diminta mengisi jawaban dan pendapat pribadi kita di lembaran kertas berupa daftar pertanyaan seputar narkoba. Antara lain sejauh mana pengetahuan kita tentang narkoba, apa dasar hukum penerapan sanksi penyalahgunaan narkoba, bagaimana sikap kita jika di lingkungan pemukiman ada indikasi pecandu narkoba, dan lain-lain. Lembar pertanyaan ini kemudian disodorkan lagi kepada peserta pasca acara diskusi. Maksunya, apakah materi yang diberikan ada yang meresap gak sih, hehehe... Selanjutnya baru masuk ke pemaparan Pak Gun Gun dari BNN. Meski materinya termasuk serius, tapi pria murah senyum ini membawakannya dengan penuh santai dan diselingi humor sehingga gampang nyambung dengan audensnya. Pokoknya komunikatiflah. Nikmatnya narkoba, paling tidak begitulah yang dirasakan oleh para pemakainya atau pecandunya. Namun itu ternyata hanya sesaat. Sebab seperti kata Pak Gun Gun, narkoba adalah termasuk musuh bersama dan bahaya laten setelah terorisme dan korupsi. "Bedanya kalau terorisme menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, korupsi membuat negara bangkrut akibat uang rakyat digerogoti, maka narkoba selain hilangnya nyawa dan uang bagi pemakainya tapi lebih jauh dari itu. Hilangnya satu generasi (lost generation). Itulah perlunya kita tahu bahaya narkoba ini sebagai upaya penyelamatan generasi demi kemajuan anak bangsa kita," kata pak Gun Gun. Bagaimana mengetahui seseorang itu pecandu narkoba? Gampang mengenalinya ternyata. Gejala awal adalah kepala pusing, badan gemetar, mudah marah, sulit tidur. Sedangkan dampaknya dari mengkonsumsi narkoba adalah menyebabkan kerusakan permanen pada otak, pendarahan hidung, kehilangan ingatan, kehilangan kendali tubuh, kram, nyeri, dan batuk parah. "Nah, siapa yang mengalami satu dari sekian gejala kecanduan narkoba ini, berhati-hatilah," kata pak Gun Gun. Seorang peserta menimpali, "Kalau pusing, sulit tidur karena gak diapeli pacar, gimana tuh pak?" Belum dijawab oleh pak Gun Gun, sudah keburu disambar oleh peserta diskusi lainnya, "Itu mah problema nasional yang terjadi setiap malam Minggu dialami oleh kaum jomblo". Hahahaha..... SIAPA PECANDU ITU? Dari paparan tersebut, diketahui pula bahwa siapa pun berpotensi kecanduan narkoba. Baik disengaja maupun secara tidak sengaja. Laki-laki maupun perempuan, tak terkecuali mereka yang berada di antara kedua jenis kelamin tersebut..hehehe.. (ngerti kan?). Dari kelompok usia misalnya, mereka yang TSK (tersangka) narkoba seperta sejumlah temuan BNN, adalah mereka yang berusia di atas 30 tahun. Kenapa? karena mereka termasuk sudah mapan, punya penghasilan tetap ditambah dengan pengaruh gaya hidup (life style) dan akbiat tekanan hidup membuat orang stres. Sedang dari kelompok latar belakang pendidikan, terbanyak adalah lulusan SMA mencapai 60,13 persen. Sisanya adalah pendidikan SD, SMP dan PT. Kenapa disebut pula pecandu atau TSK narkoba bisa dialami secara sengaja maupun tidak sengaja? Menurut Pak Gun Gun, itu karena penyebaran narkoba sudah dilakukan melalui berbagai media atau sarana penyebaran. Bahkan diselundupkan dalam berbagai cara. Siapa yang menyangka misalnya kalau narkoba diselundupkan melalui sepatu wanita, kaki palsu, tabung oksigen, pembalut wanita, parfum, shampo, makanan, koper, batu nisan, dalam rambut gimbal dan lain-lain. Selain itu, cara membuat narkoba ini sudah lebih muda. Bisa dipelajari melalui internet. Karena itu mudah diproduksi baik di perumahan, apartemen, di penjara (Lapas) sehingga tidak perlu tenaga yang benar-benar ahli. Kasus pecandu yang terbaru adalah yang menimpa diri artis Roger Danuarta (RD). Tapi seperti kata pak Thamrin Dahlan, itu hanyalah salah satu dari ratusan ribu korban penyalahgunaan narkoba. Di luar itu masih banyak sekali generasi muda yang tergoda dan kemudian menyalahgunakan narkoba dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data BNN, terdapat hampir 2,7 juta penduduk Indonesia yang terjerat masalah narkoba. Masya Allah. Data yang cukup mengenaskan dan "amboi" ini, menyimpulkan bahwa hampir setiap hari terjadi 40 orang penyalahguna narkoba. Dan mereka itu berujung dengan kematian. Nah, mau cepat mati atau bertahan sehingga masih berkesempatan berkarya? Jawabannya ada di hati masing-masing. Jadi nikmatnya narkoba itu bagi pemakainya, lebih nikmat jika bebas dari narkoba. Salam... Nur TERBIT www.nurterbit.com www.kompasiana.com/daeng2011 email : nurdaeng@gmail.com twitter : @Nur_TERBIT fb : Bang Nur sms : 0813 8079 6522
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Healthy Selengkapnya