Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suatu Hari Bersama Harmoko

14 Juni 2014   17:37 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:45 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_315252" align="alignright" width="300" caption="Harmoko (foto dok Kompas.com)"][/caption]

Tahun 1978 - 1979an, adalah peristiwa saya pertama kali mengenal nama Pak HARMOKO, mantan Ketua MPR, mantan Menteri Penerangan era Presiden RI Soeharto, rezim Orde Baru. Ketika itu beliau masih menjabat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, dan sering mampir di kota saya atau muncul di mass media cetak atau TVRI.

Belakangan saya menemukan nama beliau ditulis oleh mass media : Harmoko, lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939.

Kenapa saya kenal nama beliau, ya tentu saja karena ketika itu saya baru memulai mengenal dunia kewartawanan sebagai wartawan lokal, atau koran daerah di Makassar, Sulawesi Selatan. Sebelumnya sambil kuliah di IAIN Alauddin, saya hanyalah penulis cerita anak, cerita pendek, artikel di koran tertua di Indonesia Bagian Timur yang kini sudah almarhum: Harian PEDOMAN RAKYAT. Koran ini dipimpin Pak L.E Manuhua yang  sudah almarhum pula.

Sebagai wartawan muda, atau wartawan pemula yang kebetulan tinggal dan bertugas meliput kejadian di daerah, Pak Harmoko memang akhirnya menjadi salah satu tokoh pers nasional yang menjadi idola saya. Maklum, di daerah khususnya di kota Makassar, sudah sering disebut-sebut nama beliau di kalangan wartawan senior, sebagai “orang media” yang cukup berhasil dan memiliki perusahaan penerbitan besar dengan kelompok media POS KOTA GRUP.
Bergabung di Harian Terbit

[caption id="attachment_315253" align="alignright" width="300" caption="Kendaraan operasional, Suzuki mini bus, yang kami pergunakan melakukan investigasi hingga ke pelosok desa di Sulawesi Selatan (foto dok Nur Terbit)"]

14052216391847811669
14052216391847811669
[/caption]

Perkenalan saya dengan Pak Harmoko mulai makin dekat, saat saya bergabung menjadi koresponden (wartawan daerah) di HARIAN TERBIT, koran sore milik Pak Harmoko yang juga adik kandung dari Harian Pos Kota, untuk perwakilan Indonesia Timur berkedudukan di Kota Makassar – dulu masih bernama Kota Madya Ujung Pandang (KMUP) dengan Walikota Muhammad Daeng Patompo. Itu terjadi pada sekitar tahun 1979 – 1984, selanjutnya tahun tahun 1984 saya kemudian hijerah ke Jakarta bergabung di redaksi Harian Terbit hingga sekarang, saat saya ketik artikel ini.

Kepergian saya ke Jakarta, belakangan disusul oleh Hj Rabiatun Drakel, Muhamad Said Mochtar, teman koresponden Harian Terbit yang lain. Said Mochtar belakangan banting stir jadi pengacara, meski dia masih mencoba menerbitkan Tabloid KONSTITUSI.

Selama di Makassar, banyak berita berita Harian Terbit yang sempat bikin heboh: antara lain kasus pembunuhan Bupati Bone, penemuan mayat wanita hamil tanpa kepala, perselingkuhan Bupati Selayar, korupsi APBD Makassar, komersialisasi foto Gubernur, hingga berita tenggelam KM Tampomas. Suatu hari kiriman Koran dari Jakarta terbatas, Koran terpaksa difotocopi dan itu pun laku keras, hehe..

[caption id="attachment_315254" align="alignright" width="300" caption="Muhammad Thahir Ramli yang sering disapa "Bung Taher" oleh Harmoko bersama istri. Pasangan suami istri ini sudah almarhum, tapi keduanya berjasa mengembangkan Pos Kota Grup di kawasan Indonesia Timur, terutama di Sulsel (foto dok keluarga/Nur Terbit)"]

14052217651054371727
14052217651054371727
[/caption]

Koran Harian Terbit sendiri bisa beredar di Sulawesi Selatan, ada sejarahnya yang panjang. Bermula saat Muhammad Thahir Ramli (almarhum), yang sehari-hari sebagai intel Kodam Hasanuddin yang masih aktif tapi berminat besar di dunia wartawan, memutuskan kerjasama pengembangan usaha koran dengan Zainal Bintang, Pemimpin Redaksi BARATA MINGGU, dalam mengelola koran mingguan di wilayah Sulawesi Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun