[caption id="attachment_338116" align="alignright" width="300" caption="Kampanye Gerakan Indonesia Terdidik TIK (foto: IndiTIK)"][/caption]
Masih banyak guru di negeri tercinta Indoensia ini, terutama mereka yang menjalankan tugas profesi guru dan mengajar di daerah, belum terbiasa dengan internet dan dunia maya. Bahkan cenderung masih gaptek alias gagap teknologi. Padahal, jika internet dipahami dengan baik, atau lebih khusus mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK), akan memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Penggagas Gerakan Indonesia Terdidik TIK (IndiTIK), Hendra Yudha, mengakui kalau perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat, ternyata tidak berbanding lurus dengan pemanfaatannya, khususnya di dunia pendidikan dasar kita.
“Saat ini guru masih minim dalam memanfaatkan TIK di sekolah khususnya di daerah. Guru banyak yang belum terbiasa menggunakan internet dan slide presentasi saat mengajar, sehingga efisiensi waktu belajar tidak dimaksimalkan untuk diskusi atau menganalisis,” kata Hendra Yudha.
Apa yang diucapkan Hendra Yudha, juga terungkap pada Konferensi Guru 2014 dan peluncuran “Gerakan IndiTIK” di Perpustakaan Nasional, Selasa (25/11-2014). Hadir pejabat dari Kemendikbud, sejumah pendidik dan tenaga kependidikan dari berbagai daerah di Indonesia, praktisi pendidik dan mahasiswa.
[caption id="attachment_338118" align="alignleft" width="300" caption="Foto: Nurterbit -- Mahasiswa calon guru bersama guru inspiratif, Bunda Sitti Rabiah"]
Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, terbukti masih banyak kalangan guru yang masih “gaptek” seperti pengakuan mereka saat berbagi pengalaman dengan pembicara Uwes Anis Chaeruman dari Pustekom, pakar pendidikan Prof DR Arief Rachman, M.Pd, juga Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay, Guru Paling Ngeblog 2012 versi Kompasiana) yang ikut berbagi pengalaman sebagai guru yang sudah sukses memanfaatkan teknologi TIK dalam mengajar.
Manfaat TIK
Secara umum para pemberi materi di acara Konferensi Guru 2014 ini, sepakat bahwa sudah waktunya menerapkan konsep student sentris dan bukan teacher sentris. “Alasannya, sebab guru hanya merupakan salah satu sumber belajar seorang siswa,” Hendra Yudha, yang juga Ketua Djalaludin Pane Foundation (DPF).
Karena itulah, lanjut Hendra, Gerakan IndiTIK diluncurkan untuk membantu para guru memanfaatkan TIK secara tepat dan maksimal. Saat ini teknologi dan informasi sudah masuk ke berbagai bidang kehidupan. Selain itu, guru Indonesia juga menghadapi tantangan serius dari guru asing saat menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA 2015).
[caption id="attachment_338121" align="alignright" width="150" caption="Foto : Nur Terbit -- Sitti Rabiah, S.Pd, guru TK-PAUD dari Kota Bekasi, Jawa Barat sebagai guru inspiratif sebab dinilai di tengah kesibukan mengajar masih sempat menulis di blog. Nampak ketika menerima hadiah dan ucapan selamat dari Wijaya Kusumah, M.Pd (Guru Paling Ngeblog 2012 Versi Kompasiana)"]
Uwes Anis Chaeruman juga sependapat. Saat ini katanya paradigma pembelajaran harus diubah dari paradigma tradisional menjadi modern. Alasannya, saat ini cara hidup, belajar dan bermain siswa sudah berubah pula, sementara paradigma belajar dan pembelajaran belum berubah.
“Sehingga yang terjadi sekarang di kalangan guru, mereka masih menganggap teknologi itu sebagai sesuatu yang wuaah, keren, bukan sebagai alat belajar,” kata Uwes.
Sementara itu pakar pendidikan, Arief Rachmanmengungkapkan, di era teknologi informasi saat ini, guru dituntut memiliki integritas dan empati. Guru juga harus memiliki orientasi pada siswa, dinamis dan demokratis.
[caption id="attachment_338119" align="alignright" width="300" caption="Foto : Nur Terbit --Juara I Lomba Guru Blogger Inspiratif 2014, Susi Sukesi "]
Guru Blogger
Dalam memeringati Hari Guru 25 November, selain menggelar Konferensi Guru 2014 yang dihadiri sekitar 200 guru, Djalaluddin Pane Foundation juga mengumumkan pemenang Lomba Guru Blogger Inspiratif 2014 dengan tema “Pemanfaatan TIK untuk Menunjng Proses Belajar”. Lomba ini diikuti guru dari seluruh Indonesia. Tim juri IndiTIK menerima 140 naskah dalam bentuk pengalaman, ide dan opini.
Adapun guru yang berhasil menjadi pemenang lomba :
·Juara I, Susi Sukaesi, guru dari Bekasi, judul tulisan “Bagaimana Memanfaatkan TIK untuk Pendidikan?”.
·Juara II, Beby Haryanti Dewi Maulana, guru dari Aceh, judul tulisan “Facebook sebagai Sarana Penunjang Belajar Bahasa Jerman”.
·Juara III, Afif Arifin, guru dari Surabaya, judul tulisan “8 Bahasa Media Sosial untuk Meningkatkan Pembelajaran Siswa”.
[caption id="attachment_338120" align="alignleft" width="300" caption="Foto: Nur Terbit -- Peluncuran Gerakan Indonesia Terdidik TIK pada acara Konferensi Guru 2014"]
Selamat buat para guru inspiratif, selama Hari Guru, sukses selalu ! (nurterbit)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H