Mohon tunggu...
pino
pino Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bahagia, Jujur, dan Iman

20 Mei 2016   09:51 Diperbarui: 20 Mei 2016   09:58 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hal terbaik dalam hidup, datang dalam bentuk sederhana…

Seperti anak saya yang menikmati semangkok bakso pinggir jalan, mengecap kuah hangat sembari berucap setelahnya “hmmm..enaakk!!”

Anak kecil tidak berharap banyak, hanya menikmati apa yang ada di depan dia, tanpa membandingkan ukuran bahagianya dengan bahagia emak bapaknya yang masih sibuk nambahin saos, kecap, dan sambel ke dalam bakso.

Dan terpikirlah bahwa seringkali, saya meremehkan hal sederhana di sekeliling saya yang sebenarnya membawa kebahagiaan. Karena pikiran saya sudah diisi dengan batasan-batasan ukuran bahagianya yang kata orang dapat membahagiakan kehidupan.

Dengan kata lain, saya meletakkan kebahagiaan saya sendiri di tangan orang lain. Dan di saat bersamaan, saya tidak jujur dengan diri sendiri.

It takes strength and courage to admit  the truth. I can’t lie to my soul.

Truth is not something outside to be discovered, it is something inside to be realized, and only silence communicates the truth as it is. Because in silence, there is a endless space, a space where we can have discussion with God where I can only listen. Tuhan yang tidak cukup ditampung oleh langit dan bumi, melainkan tertampung dalam hati seorang yang beriman tulus.

Jadi “jujur” merupakan sebuah nilai kesadaran “iman”, dimulai dari suara hati. Kualitas imanlah yang dapat mengantarkan seseorang menjadi jujur.

Suara hati hanya berbisik, dan pikiran selalu berteriak. Dan untuk ketenangan hati, tugas saya adalah belajar mendengar bisikan suara hati, untuk mengawal dan menenangkan pikiran yg berteriak.

Dan hati nurani memiliki kemampuan untuk menemukan kebenaran secara intuitif, seakan-akan tidak melalui argumentasi atau penalaran rasional. The heart wants what it wants. There’s no logic to these things. 

Hati nurani secara langsung bereaksi atas setiap pikiran dan tindakan. Setiap kata dan tindakan yang baik memperlembut hati, dan setiap kata dan tindakan buruk akan memperkeras hati. Hati nurani selalu mengawal kehidupan, oleh karenanya kehidupan tidak hanya diukur dari materi saja. Hidup adalah proses mengenal diri sendiri dan mendalami kehidupan itu sendiri.

Conscience show me the way, and the way is always more important than the win. Always.

Saya pernah kehilangan pekerjaan, atau kalah pertandingan, itu hal yang biasa. Tapi buat saya, akan selalu ada pekerjaan yang lebih baik dan pertandingan berikutnya. Akan selalu ada hal lain untuk dicoba.

No matter how bad things get, no matter how discouraged I feel, no matter how much of a failure I feel like, I try to believe there’s a reason, there’s a process, and there’s a learning experience.

Buat saya, hidup bukan lagi masalah WIN or LOOSE, melainkan WIN or LEARN. Maybe the journey is where I gained wisdom, where I gained confidence, a sense of reality, a sense of creativity. Meski tidak mudah untuk dijalani.

Kehilangan pekerjaan, fasilitas kantor yang berlimpah, gaji besar, dan karir yang bagus sudah pernah saya alami, karena bertentangan dengan hati nurani saya. Semua orang menyayangkan sikap dan keputusan yang saya ambil, namun saya tetap berjalan dengan keputusan itu. Tidak mudah apa yang harus dijalani berikutnya. Namun ternyata saya menemukan bahwa Allah mengajak saya ke arah kehidupan yang lebih baik. Knowing that I achieved something through the right way, the honorable way, is all that matter. 

Saat saya bercermin kehidupan dulu dan sekarang, kehidupan saya saat ini lebih baik dibandingkan sebelumnya, baik secara penghasilan, ketenangan hati, pola berpikir saya terhadap kesuksesan dan materi jauh berubah. Dan pelajaran yang saya peroleh adalah semakin kita mengejar materi, semakin jauh kita merasa cukup dan tenang. Materi adalah dampak, bukan sebab. Kebahagiaan diri akan merangsang sel otak lebih berkembang, sel tubuh lebih aktif, sehingga di saat yang bersamaan, otak dan tubuh akan bekerjasama menyelesaikan pekerjaan. Dan hasilnya adalah sebuah penghargaan berupa materi, apresiasi, dan kesempatan untuk diri kita berkembang lebih besar lagi, membawa manfaat untuk orang lain.

In the end, honesty is more than not lying. It is truth telling, truth speaking, truth living, and truth loving.

Semoga hari-hari kita selalu diberkahi dengan hal kecil yang membawa kebahagiaan di hati sehingga memampukan kita untuk bersyukur. Dengan bersyukur, pintu hati akan lebih terbuka untuk diselami lebih dalam, iman kita bertumbuh, dan pada akhirnya kita akan menemukan tujuan hidup kita di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun