Mohon tunggu...
Trip Pilihan

Menara, Awal dan Akhir Cerita (1)

13 Maret 2019   11:05 Diperbarui: 15 Maret 2019   07:33 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa Inggris mereka ternyata jauh dari kata mahir, beberapa kata yang mereka coba sebut sama sekali tak kumengerti artinya, terlalu bercengkok ketika mereka ucapkan dalam logat khas Thai. 

Namun kutemukan sebuah keberanian disini, mereka dengan susah payah mencoba berkomunikasi dan berusaha menarik simpati pelanggan sepertiku, sebuah usaha yang patut dihargai.

Sekeluarnya dari gerai aku tak langsung menuju motorku, aku berjalan menyusuri jalanan depan toko yang mulai ramai oleh aktifitas pagi penduduk kota. Satu persatu toko-toko mulai buka dan beberapa ruas jalan mulai padat oleh pedagang sayuran dan bahan makanan mentah lain seperti daging sapi, ayam. ikan, bumbu-bumbu dapur dan buah-buahan. 

Tanpa terasa semakin jauh ku-berjalan, seketika aku sudah berada di tengah-tengah pasar dengan aroma khasnya. Suara orang-orang yang bersahutan dalam bahasa Thai dan melayu bercampur memunculkan dengung irama mirip senandung suara alam, seperti angin bercampur kicau burung dan dengung lebah yang menjadi satu, riuh namun damai.

Aku pun tak berdiam lama, segera kuraih kamera DSLR yang selalu menemani kemanapun aku pergi dari tas ransel hitam lusuh kesayangan yang telah hampir 8 tahun iringi perjalananku. 

Dengan kalap kuarahkan lensa untuk menangkap momen setiap orang yang ada di depanku berikut pernik-pernik bawaan yang belum pernah kutemui di Indonesia. Rata-rata perbedaan cara berpakaian mereka yang lebih banyak memakai baju-baju berwarna cerah dan mencolok membuat hasil foto-fotoku sangat kontras terlihat.

Ya...warna adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan mereka, Setiap warna memiliki arti tertentu dan jadi simbol dengan makna filosofi yang menyertai keseharian masyarakat Thai, ini kutemukan di kota kecil baruku ini, yang bernama "Tanyong Mat"

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun