[caption id="attachment_314805" align="alignleft" width="238" caption="FANS BRAZIL. Brazil menuai karma, setelah diuntungkan menang adu pinalti atas Chile 1-1 (3-2)"][/caption]
JANGAN GEMBIRA berlebihan dulu jika menang melalui adu pinalti. HATI-HATI ada karma (balasan) dibalik kemenangan "untung-untungan" tersebut.
Menang dari drama tendangan dua belas pas bak bermain dadu. Perasaannya bagai lolos dari lubang jarum. Pemain yang diuntungkan ataupun pecundangnya nyaris membuat mereka tidak percaya.
Pertandingan yang diakhiri drama adu pinalti dapat menjadi representasi, keberuntunganlah yang dominan, bukan prestasi sesungguhnya. Pemenannya lebih ditentukan faktor X.  Meskipun pengeksekusi bagus, dan kiper kinclong, seringkali tidak banyak membantu. Faktor non-teknis dan mental berperan banyak.
Mari cermati di Piala Dunia Brazil 2014 ini.  Rasanya dewi fortuna hanya cukup sekali mampir pada sebuah tim peserta PD kali ini. Selanjutnya, siap-siap menghadapi kekalahan menyakitkan.
Kemenangan Kostarika menang 5-3 melalui adu pinalti versus Yunani (1-1), tak lama.  Kostarika menuai balasan langsung, tersungkur oleh adu pinalti jua. Adalah tim oranye, Belanda 0-0 (3-4), membuat perwakilan Concacaf ini pulang kampung.  Kostarika tidak pernah kalah. Sukses di penyisihan menjuarai grup, di babak sistem gugur selalu seri.  Menyakitkannya memang, akhirnya kalah melalui adu pinalti juga.
Sementara, pemain maupun fans asuhan Louis van Gaal tersebut juga dibuat terhenyak. Manakala di semifinal, tim oranye kalah menyakitkan melalui drama adu pinalti 0-0 (4-2) dari Argentina. Karma Belanda akibat kemenangan "untung-untungan" atas Kostarika.
Jangan-jangan, KARMA kali ini tengah menanti Argentina lolos ke final karena adu pinalti?  Jika itu terjadi, karma itu pula akan mematahkan mitos bahwa daratan Amerika "perawan" dari tim-tim benua luar Amerika yang mencoba peruntungan sebagai kampiun di sini?   Kemenangan Brazil "tidak sempurna" yakni harus melalui adu pinalti atas Chile 1-1 (3-2) telah membuat Brazil menanggung malu dilumat Jerman 7-1 di semifinal kemarin.
Sukses Ganda
Jika Argentina kembali menjadi korban karma karena "sakit hati" Belanda,  maka yang diuntungkan siapa lagi, kalo bukan Jerman. Di sistem gugur ini, timnas besutan Joachim Löw melangkah mulus.  Di perdelapan final, Jerman menang sempurna 2-1 atas Aljazair, kemudian 1-0 atas Prancis, dan sukses mencukur Brazil 7-1 di semifinal.  Road to final Jerman nyaris sempurna.
Sukses lainnya, Miroslav Klose (Jerman, wakil Eropa) tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia lewat golnya ke-16 (saat versus Brazil) tercapai di Piala Dunia Brasil 2014.  Klose menyisihkan Ronaldo (15 gol), seorang pemain sebuah kesebelasan tinggal di benua Amerika.
Satu pekerjaan menanti, akankah Jerman melengkapi suksesnya menjadi tim Eropa pertama menjadi jawara di tanah ditemukan Columbus ini? Sebagai modal, di final Piala Dunia Italia 1990, Jerman pernah mengalahkan Argentina, tim daratan Amerika Latin (1-0) lawan yang akan dihadapinya di final PD 2014 ini. Ada Karma?***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H