Generasi Muda harus Mengambil Peran
Sebagai bagian dari komponen bangsa, pemuda tidak dapat melepasdkan diri dan menghindar dari politik. Sebab hakekat manusia termasuk pemuda adalah zoon politicon atau mahluk politik. Pilkada sebagai pengajawantahan sistem demokrasi langsung memberikan ruang yang luas bagi rakyat khususnya pemuda untuk berpartisipasi untuk menentukan secara langsung pemimpinnya tanpa melalui perwakilan sebagaimana sistem pilkada tidak langsung.
Pemuda harus mengambil peran dalam proses ini. Dengan hanya berdiam diri, menjadikan kita pemuda yang apatis, pemuda yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan tidak akan pernah manjadikan kita pemuda yang kritis. Mengutip cuitan Soe Hok Gie "hanya ada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. tetapi aku memilih untuk mardeka". Begitulah seharusnya pemuda, mampu berdiri sendiri dalam posisi tawar, tidak mempunyai kepentingan dan menguntungkan diri sendiri. Tetapi tetap jeli dan kritis pada politik.
Sebagai kelompok yang memiliki idealisme yang tinggi, pemuda mempunyai posisi yang kuat, posisi yang tidak mudah digoyahkan, posisi yang independen dan mardeka. Sebagai pemuda yang peduli akan tanah kelahiran, sudah semestinya pemuda tidak lagi menjadi penonton yang baik yang siap menerima setiap keputusan yang ada. Seolah-olah tidak peduli dengan siapapun yang akan memimpin, Â bagaimana program kerjanya dan bagaimana pula dengan janji politik yang telah dijanjikannya sewaktu kampanye.
Pemuda hendaknya mempunyai rasa tanggung jawab atas siapapun pemimpin yang akan terpilih nantinya. Baik dan buruknya pilihan kita, itu tergantung pada pemilih itu sendiri. Apakah kita benar-benar telah memilih pemimpin yang sesuai keinginan rakyat atau hanya sekedar menjadi pengamat yang baik yang tidak ingin menceburkan dirinya kedalam lumpur kotor yang berpasir dan berkerikil, serta merasa tidak mau tahu menahu dan merasa tidak mempunyai berkepentingan akan hal ini.
Apabila pemuda tidak berperan, akan sangat mudah bagi para pemimpin terpilih untuk mendikte serta membuat kebijakan, yang bisa jadi hanya menguntungkan diri pribadi mereka sendiri tanpa berpihak kepada rakyat. Apakah pemimpin seperti ini yang kita inginkan ?. Penulis berharap tidak. Jangan sampai posisi yang  amat strategis dipemerintahan ini selalu dijadikan lahan basah, demi untuk meraup keuntungan pribadi semata.
Oleh sebab itu, sebagai pemuda yang tidak berdiri di bawah bendera manapun dan tidak berkostum  merah, biru, kuning maupun hijau. hendaknya kita dapat mengawal setiap proses Pilkada yang akan berlangsung dalam beberapa bulan kedepan. Minimal dengan mencari tahu  serta mengetahui rekam jejak calon pemimpin yang akan memimpin kita nantinya.  demi kemajuan tanah kelahiran, pemuda yang kritis sangat diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H