Pijak langkahmu . . .
Kini telah terhenti
Dalam barisan zat-Nya
Bersama sangkakala kehidupan
Yang bertiup ke arahmu . . .
Di antara tumpuan air mata
kami dapatkan hanya nyanyian luka
yang melemah tanpa jawaban
sebagai bukti kehilangan
Mungkin saja semua telah menjadi abu
Mungkin dunia telah berakhir untukmu
Namun dalam beribu masa untuk Negri
Sosokmu akan selalu ada dalam ruang rindu
Kehidupan dunia
telah engkau tinggalkan
lewat ilmu kau wasiatkan
Untuk Ciptakan karya serta gagasan
Membawa manusia menuju peradaban
Selamat jalan bapak ilmuku
Semoga bahagia mengkristal
di atas pena takdir milik-Nya
seperti rahasia jingga
dalam balutan ilmu darimu
yang jatuh . . . tetes . . . demi tetes . . .
menyatu . . . di sana .. slamanya . . .
Dalam sorga kehidupanmu yang baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H